28 Desember 2018 saya menemukan sebuah tempat yang cukup
menarik untuk dikunjungi bagi masyarakat Tangerang Selatan dan sekitarnya.
Ketidak sengajaan ini terjadi ketika saya berencana untuk memperbaiki Handphone kesayangan.
Pada awalnya saya berencana pergi berdua bersama sang pacar guna mempererat hubungan kami. Akan tetapi yang terjadi malahan saya pergi bersama seorang sahabat dengan julukan "kuple".
Perjalanan saya dengan Kuple bisa dibilang tidak sengaja. Karena, saya pergi ke kampus dengan harapan ada seorang teman yang mau menemani saya ke Tangerang.
Bak pucuk dicinta ulam pun tiba, saya melihat kuple tengah asyik menghisap rokok ditangan kirinya di sudut warung tempat biasa kami jajan. Tanpa basa-basi langsung aja saya ajak dia ke Tangerang.
Tanpa basi-basi pula dia langsung meng-iyakan ajakan saya. Kuple memang terkenal dengan bocah "kuy", artinya diajak kemana aja ayok!
Bertemu dengan Danau Cipondoh
Perjalanan kami menuju tempat service handphone yang berada di Tangerang membawa kami pada sebuah tempat indah. Yap, sebuah danau indah di pinggir jalan yang kamu lintasi.
Sekilas keindahannya seolah menarik
kami untuk segera berkujung dan menikmati kesenangan-kesenangan yang mungkin
akan dihadirkan.
Layaknya mendaki gunung, puncak bukanlah hal yang utama,
melainkan bonus. Sama juga seperti perjalanan kali ini, memperbaiki handphone adalah
hal yang utama, nongkrong di danau tadi adalah bonus yang
harus diambil.
Tak lama setelah kami melihat surga tersembunyi itu, sampailah kami di tempat service. Kondisinya cukup ramai, sehingga kami diharuskan menunggu sejenak.
Satu hal yang coba kami pikirkan sewaktu menunggu,
mungkinkah kami mengejar waktu agar bisa melihat sunset dari danau yang tadi kami lewati?
Sudahlah tak usah dipikirkan, jika memang kami berjodoh untuk menikmati senja di danau tersebut, pasti akan kesampaian. Mau bagaimanapun kami berusaha.
Jika Yang Maha Kuasa sudah berkehendak. Kita semua bisa apa, selain pasrah.
Senja di Danau Cipondoh
![]() |
Ilustrasi Senja di Danau Cipondoh |
Setelah urusan memperbaiki handphone beres, sekarang saatnya memanjakan yang punya HP bersama sahabatnya. Segera kami bergegas menuju danau yang tadi kami lewati.
Ternyata, danau tersebut bernama danau Cipondoh yang beralamatkan di Jl.
KH Hasyim Ashari No.19, RT.003/RW.002, Cipondoh, Kec. Cipondoh, Kota Tangerang,
Banten 15148.
Setelah sampai di lokasi parkirnya, kami dikenakan biaya parkir sebesar Rp 3.000 untuk sepeda motor, kalau Mobil sebesar Rp 5.000.
Pada awalnya kami ragu bisa menikmati terbenamnya matahari setelah seharian menunaikan tugasnya menyinari dunia.
Namun, keraguan kami dibantahkan oleh mas
yang menjaga lokasi parkir itu. Dia berkata, "bisa banget mas, liat senja dari sini. Bagus lagi!".
Kami harus menunggu beberapa saat lagi untuk bisa menikmati proses terbenamnya matahari. Sembari menunggu, menikmati semangkuk es buah seharga Rp 10.000 rasanya bisa jadi pilihan.
Tak terasa es buah itu telah habis, serta meninggalkan jejak kebahagiaan dalam lubuk hati kami. Sama sepertia 'dia' yang telah berhasil membuat saya merasa bahagia.
Detik-detik berikutnya kami habiskan dengan membual mengenai rencana pendakian ke gunung-gunung yang ada di Nusantara serta perlengkapan apa saja yang harus kami beli ataupun Upgrade.
Namanya juga membual, hingga
tulisan ini diperbeharui semua obrolan kala itu tak ada satu-pun yang
terlaksana.
Tepat pukul 17:15 kami menuju tepian danau untuk melihat
proses terbenamnya matahari. Sepanjang pinggiran danau, kami dapati tumpukan
eceng gondok dari yang masih segar hingga yang sudah layu. Semuanaya ada,
lengkap sekali.
Hamparan Eceng Gondok yang Melimpah
Eceng gondok merupakan tumbuhan yang mudah ditemui di lokasi perairan. Ia bisa memberikan dua hal sekaligus, estetika dan mematikan.
Coba bayangkan, jika Eceng Gondok ini memenuhi danau itu, pasti akan terlihat hijau laksana padang rumput.
Tapi disisi lain, hal itu berarti jutaan kehidupan
dibawah airnya harus mati. Karena sulitnya sinar matahari dan oxygen memasuki.
Dari pinggiran danau kami membuat sebuah dokumentasi ala-ala dengan metode timelapse. Kami menunggunya hingga benar-benar sirna bias cahaya matahari dari pandanganmata.
Selepasnya kami mengisi perut yang sedari tadi
sudah keroncongan di salah satu warung kaki lima khas lamongan disekitaran
danau.
Bermodalkan Rp 21.000 kami sudah bisa mendapatkan menu lele goreng dengan minum teh manis hangat super nikmat.
Urusan perut telah selesai, kami-pun segera melihat hasil dokumentasi yang sempat kami ambil tadi, baik itu foto atau vidio timelapse. Saya menyuruh kuple untuk mengedit hasil vidio timelapse dengan backsound yang menenangkan.
Jangan pernah takut untuk meng-explore tempat yang belum
kita datangi. Karena pasti ada cerita unik disetiap perjalanannya, dan cerita
unik itulah yang akan kita ceritakan hari ini.
Udah dulu ceritanya yaa … Masih banyak cerita lainnya dari Insanus Mlaku yang gak kalah seru dan menarik. Yuk eksplore bareng.
See you!
4 Komentar
Salam mlaku juga. Iya jangan takut untuk eksplore tempat baru dan menceritakan di blog.... Semangaaaat!
BalasHapusterimakasih atas dukungannya kang, masih perlu belajar dan banyak hal yang harus di pelajari, pasti akan saya ceritakan semua di blog ini.. matur sembah nuwun
HapusMudah gak, jalannya ke Danau Cipondoh?
BalasHapusmudah kok, mudah banget malah. Danaunya ini terletak di pinggir jalan persis. Sila berkunjung ke danau tersebut.. saran sih pas menjelang senja sahaja :)
HapusBagaimana petualangannya?