foto mendaki gunung

Sering ngerasa dingin di Gunung? Begini cara mengatasinya!

Mendaki gunung adalah salah satu kegiatan di alam bebas yang menyenangkan, walaupun melelahkan. 

Banyak hal yang bisa kamu temui ketika mendaki, salah satunya adalah suhu yang dingin atau bahkan ekstream

Kalau kamu tinggal di daerah perkotaan yang notabene memiliki suhu cenderung panas, tentunya akan kaget dengan suhu dingin daerah pegunungan.

Tapi kalau kamu tinggal di daerah pedesaan, atau sudah terbiasa dengan suhu dingin, kamu bisa melanjutkan petualangan lain di blog ini.

Tantangan Mendaki Gunung


Biasanya ketika mendaki gunung, seringkali kita mengeluhkan dingin yang dirasakan. Tapi memang itu tantangannya. 

Tak heran, banyak pendaki yang malah dengan sengaja mendaki gunung karena mencari sensasi kedinginan. Tapi kalau over ya bahaya juga untuk kesalamatan kamu sewaktu mendaki.

Berpotensi terserang Hipotermia.

Oleh karena itu, saya akan membagikan cara yang biasa saya lakukan untuk mengatasi dingin di gunung. Pahami dan coba aplikasikan nanti ya waktu kamu mendaki.

Udah siap jadi omongan teman pendakian karena gak kedinginan? Begini caranya..

1. Aklimatisasi

seorang perempuan berada di puncak gunung dengan pakaian biasa

Apa sih aklimatisasi itu ?
Singkatnya, aklimatisasi adalah proses penyesuain suhu tubuh terhadap lingkungan. Jadi, sewaktu kamu mendaki gunung dan menuju level ketinggian tertentu. Kamu perlu melakukan proses aklimatisasi.

Jadi begini, setiap kenaikan level ketinggian itu memiliki suhu yang berbeda dari ketinggian sebelumnya. 

Nah, ketika kamu memasuki level ketinggian yang baru, tubuhmu perlu menyesuaikan suhu dengan lingkungan.

Misalnya kamu mendaki gunung Slamet. Ketika kamu berada di pos 1 dengan ketinggian 1937 MDPL memiliki suhu sekian derajat. 

Kemudian ketika kamu sampai di pos 3 dengan ketinggian 2510 MDPL pasti suhunya berbeda dari pos 1. 

Setelah kamu memasuki pos 3, kamu pasti merasakan tempat tersebut lebih dingin daripada pos 1. Namun lama-kelamaan rasa dingin itu beranjak pergi. 

Ketika itu terjadi, berarti tubuh kamu telah beradaptasi dengan suhu di pos 3. Dan selamat, proses aklimatisasi telah terjadi.

Pada dasarnya setiap manusia memiliki waktu tersendiri dalam proses aklimatisasi ini, jadi tidak menentu berapa lama waktu yang dibutuhkan. 

Tidak masalah, itu normal. Yang berbahaya adalah ketika tubuh kamu itu sulit menyeleraskan dengan suhu lingkungan. Apalagi kalau kamu gak sadar, beresiko hipotermia.

2. Menunda Memakai Jaket

seorang pria ditengah hutan
Photo by Jeremiah Lawrence on Unsplash

Saya merupakan salah satu orang yang tahan dengan suhu dingin, malah mencintainya. Ada efek magis yang saya rasakan ketika tubuh ini terpapar dingin di gunung. 

Rasanya, semua perasan sakit, masalah, dan lelah hilang dalam sekejap mata. Sungguh asyik.

Sebetulnya saya tidak sakti mandraguna, hanya saja menerapkan beberapa pelajaran di sekolah dan juga wejangan ayah saya selaku pendaki senior.

Begini maksudnya...

Dalam pelajaran biologi, pernah ada materi yang tentang respon tubuh (kalau tidak salah). 

Keringat yang muncul adalah respon dari tubuh kita untuk mendinginkan suhu tubuh yang terlalu panas. Sedangkan menggigil, adalah respon dari tubuh kita untuk menaikan suhu tubuh yang terlalu rendah.

Dan kedua respon tubuh itu membutuhkan energi. Sehingga, sangat tidak disarankan jika kondisi tubuhmu minim energi.

Oleh karena itu, jangan biarkan perutmu kosong. Apapun itu makanannya paksakan masuk kedalam tubuh, seminimalnya ada yang masuk ke dalam tubuhmu.

Kemudian soal wejangan ayah saya adalah soal menunda memakai jaket. 

Katanya, jika kita menunda memakai jaket akan membuat tubuh kita lebih tahan terhadap suhu dingin gunung. Sehingga jaket gunung kita akan jauh lebih berfungsi ketika dihadapkan dengan kondisi dingin luar biasa, dimana tubuh kita sudah tidak mampu mentoleransinya lagi.

3. Menciptakan Suhu Panas

mengahangatkan badan dengan api unggun

Lawannya dingin ya panas. Jadi cara termudah untuk mengatasi dingin ya dengan menciptakan musuh alaminya. 

Yang dimaksud adalah menciptakan suhu panas, salah satunya caranya membuat perapian atau api unggun. 

Namun jika kamu memutuskan untuk membuat perapian, pastikan sebelum kamu meninggalkan tempat tersebut apinya telah padam. 

Jujur, kalau saya agak jarang membuat perapian ketika mendaki. Alasannya mungkin karena saya agak jengkel ketika melihat pendaki yang meninggalkan bekas api yang dibuat dalam keadaan menyala.

Hal semacam ini sangat beresiko, bisa jadi pemicu kebakaran hutan. Apalagi jika sedang musim kemarau.

Tapi memang tidak bisa dipungkiri, membuat perapian atau api unggun manfaatnya sangat dahsyat untuk mengusir dingin. 

Cara membuatnya juga cukup mudah. Kamu hanya perlu mengumpulkan bahan bakar. 

Bisa menggunakan kayu kering, dedaunan kering, sampah pendakianmu (kalau kamu mendaki gunung yang menghitung bekas sampah, lebih baik jangan).

Selanjutnya kamu hanya perlu memantiknya dengan api, bisa menggunakan korek, fire starter, lebih lengkapnya lagi kamu bisa membaca di materi membuat api..

Setelah api unggun jadi, dekatkanlah tubuhmu ke perapian tersebut (dengan jarak aman) supaya panasnya bisa ditransfer kedalam tubuhmu. 

Jangan Lupa Memanfaatkan Panas Tubuh


Kamu juga bisa memanfaatkan panasnya untuk mengeringkan pakain basahmu. Bakalan kering kok, cuman ya agak sangit dikit.

Kalau kalian mager membuat api unggun, karena sudah terlanjur nyaman dalam tenda. Kamu bisa mengikuti langkah berikut.

Cara ini terbukti efektif menghilangkan dingin. Kamu hanya perlu menyiapkan sarung dan kompor portable.

pose untuk menangkap suhu panas di dalam sarung

Lakukan pose seperti diatas, taruh kompor di dalamnya dengan api kecil saja, nikmati kehangatan yang akan tercipta.

Prinsipnya, suhu panas yang diciptakan oleh kompor akan sedikit terperangkap dalam sarung. Sehingga kamu bisa menikmati kehagatan tersebut.

Pastikan terdapat rongga didalamnya, karena api akan padam jika tidak ada oksigen yang mengalir.

4. Mengkonsumsi Jahe

jahe utuh dan sudah diiris

Jahe merupakan rempah yang berkhasiat menghangatkan tubuh. Jikalau alat-alat yang kamu gunakan untuk meredam dingin dari luar tidak bekerja. 

Ini saatnya untuk mengkombinasikan kehangatan dari dalam tubuh kamu. Dengan begitu tubuh kamu akan lebih cepat merasa nyaman dengan suhu yang ada.

Jahe yang kamu konsumsi bisa dalam bentuk utuh atau dijadikan minuman. Kalau saya selalu menyiapkan keduanya.

Jadi kalau males nyeduh ya tinggal kunyah aja jahenya. Biasanya, saya jahe saya potong secara dadu dari rumah, dan dimasukan kedalam wadah bening. 

Kemudian disimpan dalam tempat yang mudah diakses dalam carrier.

Kalau untuk diminum, sebenarnya kamu tinggal menyeduh jahe yang kamu potong dadu tadi. Cuman sekarang ada yang lebih praktis. 

Kamu bisa membeli jahe sachetan, namanya jahe wangi. Kamu juga bisa mencampurnya dengan SKM, agar lebih kaya akan rasa.

5. Matras Alumunium Foil

gambar matras alumunium foil

Ketika saya dan rombongan mendaki gunung Gede, saya membawa matras alumunium foil yang baru saya beli, merknya merapi mountain. 

Matras tersebut dilapisi alumunium foil yang berguna untuk menghalau dingin dari bawah tenda. Untuk pemakaian pertama kali, saya merasa sangat terbantu.

Gimana enggak, tenda lain dalam rombongan teriak kedinginan, sedangkan di tenda saya malah pakai celana pendek semua. Ketika saya mencoba masuk ketenda lain, emang dingin parah. 

Selain bisa menghalau dingin, matras foil juga berpotensi membuat tidurmu dalam tenda jauh lebih nyaman. Sehingga esok harinya kamu akan berenergi untuk melakukan summit attack.

Mau Nyoba Tips Atasi Rasa Dingin di Gunung Mana?


Itulah kelima cara yang sering saya gunakan untuk mengatasi dingin di gunung. Persoalan dingin ini tidak bisa dianggap enteng sebenernya, karena sangat beresiko.

Oleh sebab itu, kamu harus menyiapkan segalanya dengan matang. Kalau bisa kamu juga sudah melakukan manajemen resiko pendakian. Sehingga kemungkinan terburuk bisa dihindari.

See you!