monumen pepedan purbalingga

Peninggalan sejarah yang masih sempat kita temui merupakan salah satu cara untuk kita belajar sejarah berdasarkan peristiwa yang diabadikan melalui monumen ataupun sebuah bangunan. Tak jauh dari Jembatan Merah Purbalingga terdapat sebuah monumen, monumen tersebut dikenal dengan nama monumen pepedan.

Monumen ini terletak di Desa Pepedan, Kecamatan Karangmoncol, Kabupaten Purbalingga. Monumen ini merupakan bentuk penghargaan kepada para pahlawan yang gugur dalam perang pepedan melawan penjajah. 19 orang prajurit hebat, 1 petugas PMI, serta 1 orang warga yang menjadi korban dari keganasan penjajah kala itu.

Pasukan siliwangi yang dipimpin oleh Kapten Suhaebi tengah beristirahat untuk sekedar mengembalikan tenaga dan menghilangkan dahaga. Ketika suasana sunyi tenang menemani pasukan ini tetiba terdengar suara gemuruh pesawat yang menandakan bahaya, seketika suasana berubah 180 derajat. Melihat situasi seperti ini sang kapten kemudian langsung memerintahkan pasukannya untuk segera berlindung dari COCOR MERAH BELANDA!!

Pasukan sekoyong-konyong menyelamatkan diri masing-masing, meski terletak di tengah persawahan yang notabene tidak ada pohon besar yang mampu untuk dijadikan tempat perlindungan, tetapi pasukan tetap berusaha tanpa menyerah. Pertempuran yang tidak seimbang terjadi pertarungan antara prajurit siliwangi melawan pesawat belanda.

Satu persatu para prajurit gugur, total ada 19 prajurit gugur, ditambah 1 anggota pmi dan 1 orang warga yang mengantarkan makanan ketika pasukan sedang beristirahat diawal. Cerita lengkapnya terkait perang pepedan teman-teman bisa membacanya di blog igosaputra.

Jika dilihat dari latar belakangnya monumen ini patut sekali ada dan harus diratakan pemahamannya kepada masyarakat terkhususnya generasi penerus, agar apa yang sudah diperjuangkan tidak mudah diabaikan begitu saja. Perlu adanya edukasi yang dilakukan agar kisah sejarah ini bisa terus dipahami dari generasi ke generasi.

Melihat kondisi monumen pepedan ini sebetulnya cukup terawat, akan tetapi saya merasa sayang karena kurang dikelola. Sehingga siapa saja yang melintas tidak akan sadar bahwa ia telah melewati sebuah monumen yang sangat bersejarah bagi Indonesia. Kisah kehebatan prajurit siliwangi terabadikan oleh monumen pepedan ini.