Tampak depan stiemb

Teman-teman pasti tau kan film home alone. Film ini berceritakan kisah perjuangan seorang anak kecil yang menjaga rumahnya dari perampokan. Ia berjibaku untuk mempertahankan rumahnya dari gangguan 2 orang perampok yang hendak memporak-porandakan rumahnya. Secara garis besar seperti itulah kondisi saya ketika ‘sendirian’ di sekre IMM Kota Bandung. Kalau di film itu berjuang melawan perampok, kalau saya berjuang melawan rasa takut karena gangguan mahluk tak kasat mata. Begini ceritanya… 

Masih dalam edisi #perjalanankotakembang, waktu itu saya sedang melaksanakan magang untuk memenuhi tugas mata kuliah yang ada di kampus. Saya berkesempatan magang di kelompok tani hutan giri senang. Nah, selama saya melaksanakan kegiatan magang ini, saya menumpang tempat tinggal di sekre atau ruang lembaga anak IMM kota Bandung. Rabu, 7 September 2021 kang Candra yang biasa menemani saya tinggal di sekre itu diharuskan pulang ke kampung halamannya yang berada di Tasikmalaya.

Ia berada kampung sekitar 2 hari. Ia bertanya kepada saya, "mau tinggal di sekre stiemb atau di panti ?". Saya pikir kalau harus tinggal di panti kan cukup ribet ya, harus mindahin barang ini-itu yang saya butuhkan sehari-hari. Jadi saya memutuskan untuk tetap tinggal di sekre stiemb saja. Singkatnya, kang candra akhirnya pergi ke Tasikmalaya.

Gabut juga ditinggal sendirian disini, gak ada teman untuk bertukar pikiran atau diajak mabar mobile legends –untuk menghilangkan rasa gabut itu, saya memutuskan untuk pergi jalan-jalan ke alun-alun kota Bandung yang hanya berjarak sekitar 5 menit dari tempat saya tinggal. Ketika berada di alun-alun, saya mengamati keindahan-keindahan yang disuguhkan oleh kota Bandung. Mulai dari gedung-gedung yang menjulang tinggi, tulisan yang berada di bawah jembatan penyebrangan, sampai menikmati kemolekan wajah ‘teteh-teteh’ yang cukup memikat hati ini.

Suhu kota Bandung yang terlampau dingin membuat saya harus mencari minuman hangat untuk menghangatkan raga ini. kalau mau cari teteh-teh bandung rada susah soalnya, apalagi jika dijadikan tambatan hati, M U S T A H I L rasanya. Meskipun dingin, suasana kotanya sangat bikin nyaman dan betah untuk berlama-lama. kondisi ini berbanding terbalik dengan Pamulang yang cukup panas bagi saya.

Sehabis puas menghilangkan rasa gabut, saya pulang ke sekre stiemb untuk mengistirahatkan tubuh yang lelah ini. Esok harinya saya harus menyambut mentari pagi guna memulai kembali rutinitas magang. Saya tiba di sekre stiemb sekitar pukul 00.30. Suasananya gelap, sunyi, ditambah lagi hawa dingin yang menyelimuti. Serasa menjadi manusia purba yang tinggal di gua seorang diri.

denah lantai 3
Denah lantai 3

denah lantai 1
Denah lantai 1

Sekre imm kota bandung yang di stiemb ini terdiri dari 4 lantai, dan tempat saya beristirahat ada di lantai 3. Saya memasukan motor kesayangan ke dalam parkiran supaya aman dari tangan jahil tidak bertanggung jawab yang mungkin sedang mengintai. Setelahnya saya langsung menuju lantai 3 untuk segera beristirahat.

Ada hal yang cukup aneh saya rasakan ketika sedang menaiki satu demi satu anak tangga yang ada. Seperti ada yang mengikuti di belakang saya, padahal posisinya saya sendirian. “ah mungkin itu cuman perasaan gua aja” gumam saya di dalam hati untuk memberikan energi positif pada jiwa dan raga. Akan tetapi, ketika saya hendak sampai dilantai tiga, ada salah satu ruangan yang menggunakan pintu kaca.

Sehingga saya merasa ada yang memperhatikan saya dari dalam pintu tersebut. Ketika saya mencoba untuk memberanikan diri dan melihat sebentar ke dalamnya, ternyata kosong!! Saya cukup panik, dan bergegas naik ke tempat saya beristirahat. Nah, ketika saya sampai dan membuka pintu. Hawa didalam ruangan sangat anyeb tidak seperti biasanya, aneh sekali hari ini.

Berjuta kali saya mencoba untuk mensugesti diri saya, bahwa semua yang melintas dibenak hanya sebuah khayalan saya saja karena terlalu capek hari ini. Ketika saya sedang berbaring sembari meletakan kaki kanan saya diatas lutut kaki kiri dan membuka gawai saya untuk menulis kejadian menarik yang saya temui hari ini.

Tanpa sengaja, saya melihat sesosok bayangan hitam yang bergerak zig-zag dengan sangat cepat. Pola pergerakannya adalah kamar mandi, menuju aula, turun kebawah begitu seterusnya sebanyak tiga kali. Karena saya tidak mau memikirkan hal yang aneh-aneh dan membuat saya lebih takut, akhirnya pintu sekre saya tutup. Setelahnya saya sedikit merasa tenang.

Setelah cukup lelah menulis, saya memutuskan untuk tidur. Posisi tidur saya menghadap ke arah timur, karena kalau menghadap arah barat saya khawatir ada yang mengintip dari aula. Maklum, ruang pemisah antara sekre dan aula itu ada jendela yang cukup lebar dan sangat memungkinkan untuk menemui bayangan yang tengah mengintip memperhatikan saya.

30 menit berselang, suasana semakin mencekam. Saya mendengar di arah belakang di lantai 3 seperti suara barang yang berjatuhan terus menerus tanpa henti. Seketika bulu kuduk saya berdiri, pikiran saya kalut, dan jantung saya berdebar hebat.

Harus ngapain gua. Keluar bingung mau tidur dimana, di sini terus kena terror.

Akhirnya untuk menambah energi positif pada diri saya. Saya mencoba untuk kembali menulis –dengan harapan mampu memberikan rasa kantuk yang hebat dan berakhir terlelap. Akan tetapi, langkah ini masih belum membuahkan hasil, saya tetap terjaga dan semakin merinding. Langkah berikutnya saya mencoba untuk mendengarkan podcast atau membaca baik buku atau alqur’an. Akan tetapi, langkah ini juga belum membuahkan hasil.

Langkah terakhir dan rasanya yang paling ampuh adalah memutar murothal al-qur’an, waktu itu surah ar-rahman dengan irama jiharkah yang saya dengarkan. Alhamdulillah cara ini berhasil dan saya-pun terlelap. Esok harinya, sebelum saya berangkat ke lokasi magang, saya memberanikan diri untuk mengecek ruangan belakang yang sedari dini hari tadi terus mengeluarkan suara bising barang yang berjatuhan.

Anehnya, semua barang yang berada di tempat cuci piring, masih tersusun rapih seperti semula. Tidak ada tanda-tanda barang yang berjatuhan atau akan jatuh, bahkan tidak bergeser sedikit-pun. Singkatnya, saya pergi magang dan pulang di sore hari. Ketika saya pulang, saya berharap agar sekre stiemb ini sudah ramai oleh anak-anak IMM agar saya tidak sendirian dan merasakan hal-hal aneh seperti semalam.

Namun sangat disayangkan, ketika saya sampai di lokasi. Kondisinya masih sama seperti semalam, sepi dan sangat sunyi. Akhirnya saya memberanikan diri untuk masuk, dan sedikit bersih-bersih badan, dilanjut mengerjakan laporan magang. Ketika senja mulai datang, suasana yang aneh (hawanya berubah-rubah) semakin kental terasa.

Untuk mengalihkan pikiran negatif yang mungkin muncul, saya mengirim wa ke salah seorang teman. Namun tidak disangka, ketika saya menceritakan kondisi saya yang sendirian di sekre stiemb –dengan enaknya dan seolah tak berdosa ia malah memberi tahu “udah akrab sama si ‘teteh’”. Balasan singkat itu seolah mengkonfirmasi kejadian janggal yang saya alami semalam.

hasil chattan saya dengan seorang teman


Setelahnya, saya bergegas untuk pergi keluar. Mencari kedai kopi, dan menghabiskan malam disana sembari berharap ada yang mau menemani saya untuk tidur di sekre stiemb itu. Atau paling tidak saya mendapatkan tempat beristirahat yang lain atau mungkin saya akan pergi ke panti sesuai dengan yang disarankan oleh kang candra. Sungguh pengalaman yang takkan saya lupakan.