Swafoto di depan landmark kota pontianak

Dahulu ketika saya masih duduk di bangku sekolah menengah kejuruan, salah seorang teman mengemukakan pendapatnya tentang diri saya. “Munggah gunung nembe slamet tok be, kemlitak” atau dalam bahasa Indonesianya “Naik gunung baru Slamet aja juga, belagu!”. Kalimat yang diucapkan oleh seorang teman saya itu terkesan meremehkan memang. Wajar saja anak seusia itu masih tinggi-tingginya bermimpi, dan mimpi saya menjelajah dunia.

Bagi sebagian orang mungkin akan merasa terhina dengan perkataan tersebut, dan mengubur impiannya dalam-dalam. Tapi bagi saya, itu merupakan pecutan yang amat berarti, sampai sekarang saya bisa melalang buana menapakan kaki ke pelbagai penjuru nusantara. Satu hal yang terbukti, bahwa kerja keras tak akan menghianati hasil --yang menjadi tanda tanya besar sudah seberapa besarkah kalian bekerja keras dan berusaha ?

Kesempatan yang berharga

Beberapa waktu yang lalu saya berkesempatan untuk mengunjungi kota kathulistiwa yang terdapat di pulau kalimantan. Bukan tanpa tujuan saya berkunjung ke kota ini, saya mendapatkan tugas untuk menempuh pelatihan kepemimpinan tingkat lanjut di ranah organisasi. Satu pepatah pernah berkata "Sekali dayung 2-3 pulau terlampaui", kurang lebih seperti itu kondisi saya. Selagi menunaikan tugas, sembari meng-explore keindahan serta keunikan yang disuguhkan kota kathulistiwa ini.

Perjalanan yang tak terduga ini akan menjadi pengalaman yang sukar untuk dilupa. Kali pertama menggunakan jasa transportasi kapal terbang dan sialnya nyaris gagal berangkat --hampir saja Rp 700.000 melayang sia-sia. Riwehnya mengurusi PCR membuat kemungkinan itu hampir terjadi. Bisa kalian bayangkan, betapa gemesnya saya akan situasi tersebut. Memang benar ya, segala sesuatunya harus diraih dengan usaha. Meskipun keberhasilan sudah berada di depan mata. Kalau kalian lengah, bisa saja lenyap seketika. Sama halnya mengejar "dia".

Pengalaman pertama naik pesawat!

Sejujurnya, saya memiliki kekhawatiran yang cukup besar ketika akan menaiki pesawat. Terlebih lagi saya sempat mendapatkan sebuah pesan peringatan ketika akan memilih maskapai. Pesannya lebih mengarah kepada ejekan sebetulnya, yang membuat mental sedikit bergoyang, jantung berdebar sangat kencang dan mimik wajah ketakutan yang tak bisa disembunyikan lagi.

" Hati-hati lif, kemarin banyak kejadian pesawat jatuh. Bukannya ikut pelatihan malah meninggal ntar lu. " 

Kalimat tersebut sama saja seperti kalian sedang berusaha untuk mendekati seseorang yang menarik perhatian kalian, dan teman kalian berkata " udah bro sadar diri aja, lu gak bakalan bisa dapetin dia. Terakhir kali ada yang mau deketin dia malah depresi. Gua belum siap aja ngetawain lu karena berkeliaran di jalan tanpa busana " sial memang, tapi terkadang kita harus realistis dan menerapkan strategi yang mutakhir agar usaha yang kita lakukan nantinya membuahkan hasil dan membungkam cibiran orang-orang tak bertanggung jawab.

Singkatnya, saya menuju Bandar Udara Soekarno Hatta pukul 3 pagi. Kata kakak, saya harus tiba 2 jam sebelum keberangkatan. Karena biasanya, ketika check in memerlukan waktu yang cukup lama karena antrean yang luar biasa. Benar saja, ketika saya sampai terminal keberangkatan dan menuju lokasi check in, antreannya sungguh panjang. Saya mengantri kurang lebih selama 30 menitan lebih dan belum mendapat giliran untuk melakukan check in. Disisi lain waktu terus berputar, tersisa 30 menit sebelum jadwal keberangkatan pesawat.

Antrean Check In

Akhirnya, ada panggilan untuk penumpang pesawat lion air tujuan jakarta-pontianak untuk segera melakukan check in. Seketika mba-mba dibelakang saya bergegas menuju depan, saya-pun mengikutinya tanpa mau tertinggal layaknya lomba lari zaman SD dulu. Ketika sudah sampai depan meja check in saya bingung harus ngapain "oh Tuhann gimana ini" gerutuku dalam hati. Kalian tau anime naruto ? Di salah satu karakternya ada yang dijuluki sebagai ninja peniru, sila tebak siapa nama karakter ini.

Seketika muncul ide untuk meniru gerakan mba-mba itu, saya mengamatinya dengan seksama. Alhasil saya berhasil melakukan check in. Ada untungnya juga nonton anime, kadangkala ada bagian yang bisa diambil hikmahnya dan diterapkan dalam kehidupan. Drama korea juga bagus kok, mengajarkan kita untuk bercita-cita tinggi. Kalau gak berjodoh sama Kim Seon Ho seminimalnya menikah sama Ji Chang Wook. Bercita-citalah setinggi langit, biar kalau jatuh diantara bintang-bintang. Begitu kata orang-orang bijak jaman sekarang. Selamat memperjuangkan impianmu wahai anak muda!

Selepas check in raga ini serasa habis berjalan jauh, kering betul kerongkongan. Mampirlah ke salah satu minimarket yang ada di bandara, membeli sebotol air pegunungan seharga 12.000 yang tutup botolnya keren itu loh. Beda harganya lumayan jauh yak, ah mungkin saja birunya lebih mentereng air pegunungan yang ada di bandara ketimbang di IndoAlfa. Cuman ya sudahlah mau gimana lagi, saya juga butuh.

Lorong menuju pesawat

Setelah beranjak, saya melihat boardingpass yang saya terima sehabis check in. Ternyata, sesi saya boarding sudah dimulai sedari tadi, saya-pun bergegas menuju gate tempat pesawat yang akan saya tumpaki. Sebelum sampai ke gate, saya harus melewati 2 pos pemeriksaan. Pos pertama pengecekan boardingpass dan kecocokan dengan ktp saya. Pos kedua metal detector.

Di pos kedua ini rada bikin gemes sih, semua benda metal yang melekat harus dilepas, jaket-pun juga. Saya lepas satu persatu. Satu hal yang saya khawatirkan, celana saya merosot. Kan gak lucu kalau harus bertelanjang di depan umum. Gak kebayang malunya kayak gimana, huft. Tapi, masih malu kalau nembak "dia" di depan umum dan ditolak sih. Gak ada obat malunya.

Dengan napas sedikit ngos-ngosan sampailah saya di kabin pesawat. Tak lama, kemudian pesawat lepas landas, sebelum pesawat lepas landas. Saya berdoa agar diberi keselamatan dalam perjalanan ini. Selesai berdoa, saya menengok ke kanan dan kekiri. Semua penumpang terlihat tenang, aman, tentram, kecuali saya. Panik, gemeteran, dan pikiran negatif menyelimuti diri saya, saya hanya bisa pasrah. Semoga saja kemungkinan terburuk tidak terjadi.

Kesan naik pesawat

Sebelum take off

Hal yang paling berkesan ketika lepas landas adalah ketika pesawat melaju cepat, sehingga tubuh kita terdorong ke belakang, seperti di film fast and furious ketika NOS digunakan. Seru sekali. Hal lain yang ingin saya rasakan adalah turbulence, kata orang sih menakutkan. Akan tetapi, ketika saya merasakannya biasa aja. Mungkin karena kebiasaan menggunakan transportasi bus, melewati jalan yang tak mulus. Dasar kampungan.

1 jam 30 menit di pesawat menunu pontianak saya manfaatkan untuk melihat pemandangan dan membaca, sama sekali tak membuka gawai kesayangan meski sudah di mode pesawat. View pemandangan saya juga kurang maksimal, bagaimana tidak. Saya duduk di bangku tengah yang notabene terhalang penumpang disebelah yang duduk dekat jendela. Yaa gitu deh, gak puas memanjakan mata.

Singkatnya, pukul 07.30 saya tiba di bandar udara Supadio. Ngantri ambil bagasi dan isi Ehac, berswafoto di landmark "welcome to kota pontianak" dan menunggu jemputan. Semasa mengantri saya menahan diri jajan di bandara, harga yang cukup mahal jadi alasan utama. Akhir kata, mari menjelajah kota kathulistiwa!