
Sebelum kamu bisa menikmati secangkir kopi yang nikmat, baik di rumah maupun di kedai kopi. Ada proses panjang yang harus dilewati biji kopi.
Mulai dari proses
penanaman, panen, pengolahan, penyangraian, hingga pada
akhirnya kopi tersebut bisa kita nikmati.
Proses yang
di lalui kopi ini memberikan andil yang cukup besar teradap cita rasa dan
karakter si kopi. Prosesnya/metode yang digunakan-pun beragam, dari metode
tersebut menghasilkan keunikan tersendiri untuk si kopi
Misalnya,
proses natural tidak akan sama dengan proses washed, ataupun wine. Proses pengolahan
kopi tersebut memiliki ciri khas dan penikmat yang beda pula. Belum tentu lidah
kita akan cocok dengan kopi dari semua proses tersebut
Bagi kawan
yang sudah jatuh cinta kepada kopi, dan ingin mengetahui perjalanan si kopi ini
sampai bisa dinikmati, artikel ini cocok sekali untuk kawan. Stay tuned ya….
Bagian-Bagian Kopi
Pada dasarnya
kopi merupakan tumbuhan dikotil yang memiliki dua keping biji. Dari banyaknya buah
kopi, ada beberapa yang memiliki biji berkeping satu yang akrab disapa peaberry
atau kopi lanang.
Sebetulnya peaberry ini merupakan kelainan dari kopi yang
menawarkan keunikannya sendiri, ada hal yang berbeda dari buah kopi, begitu
kira-kira.Umumnya,
buah kopi ini digolongkan menjadi dua bagian utama, yaitu pericarp dan
seed/coffee bean. Penasaran ? simak penjelasan singkat berikut
Pericarp
Pericarp dibagi menjadi tiga bagian lagi, yaitu:
- kulit buah (exocarp)
- daging buah (mesocarp)
- mucilage/cultivar/cangkang kopi.
Seed
Seed atau yang
sering disapa dengan coffee bean ini adalah biji. Seed inilah yang diolah dan kemudian kita
ekstrak menjadi minuman yang
siap konsumsi
Cara Memanen Buah Kopi
Memanen buah
kopi tidak bisa dilakukan secara sembarang, perlu teknik yang mumpuni agar secangkir kopi yang nantinya kawan nikmati hasilnya tidak mengecewakan. Sebelum kita memanen buah kopi, ada baiknya kawan faham dulu kriteria kopi yang siap untuk dipanen.
Kriteria Kopi Siap Panen
Tanaman kopi
mulai berbuah di umur 2-5 tahun, kopi jenis robusta akan lebih cepat muncul
buahnya dibandingkan dengan jenis arabika. Pada bentang umur ini kemungkinan
buahnya hanya sedikit namun akan terus bertambah hingga umur lima tahun keatas..
Pertanyaannya
adalah “bagaimana kita bisa tahu bahwa kopi tersebut telah matang dan siap
untuk dipanen ?” kita bisa tahu dengan cara melihat warna buahnya.
Berikut adalah
kriteria kopi yang siap untuk dipanen berdasarkan warna buahnya
Hijau dan Hijau Kekuningan
warna ini
menandakan bahwa buah kopi masih muda, sehingga jika dipanen hasilnya kurang
maksimal. Bijinya akan pucat dan keriput, aroma yang dikeluarkan-pun masih
sangat lemah, sehingga tidak disarankan untuk memanennya
Kuning Kemerahan
warna ini
menandakan buah kopi yang sudah mulai matang, aroma yang dihasilkan sudah mulai
kuat dan boleh untuk dipanen.
Merah Penuh
warna ini
menunjukan bahwa buah kopi telah matang, aroma dan cita rasa dari kopi sudah
terbentuk dengan sempurna. Warna ini adalah kondisi terbaik untuk memanennya
Merah Tua
warna ini
menunjukan bahwa buah kopi sudah kelewat matang, pada warna ini disarankan
untuk segera memanennya. Terlambat sedikit saja, aroma yang dihasilkan sudah
mulai menurun. Parahnya lagi buah kopi akan mengeluarkan aroma tanah (earthy)
yang berlebihan dan menyebabkan kopi tidak enak lagi
Pemetikan Buah Kopi
Tingkat kematangan
dari buah kopi tidaklah terjadi secara serentak, sehingga akan perlu waktu yang cukup lama untuk memanennya. Periode panen raya biasanya terjadi selama 4-5
bulan dengan frekuensi pemetikan buah setiap 10-14 hari.
Untuk memanennya
ada beberapa cara pemetikan, seperti pemetikan selektif, setengah selektif,
serentak dan lelesan.
Berikut adalah
ulasan mengenai cara pemetikan tersebut
Pemetikan Selektif
Pemetikan kopi ini dilakukan hanya pada buah yang telah
berwarna merah penuh atau telah matang sempurna. Sisanya dibiarkan untuk
pemetikan selanjutnya.
Pemetikan Setengah Selektif
Pemetikan
kopi ini dilakukan pada semua buah dalam satu dompol atau tandan.
Syaratnya adalah pada dompolan tersebut terdapat buah yang telah berwarna merah
penuh.
Pemetikan Serentak/petik racutan
Pemetikan
kopi ini dilakukan terhadap semua buah kopi dari
semua dompolan. Buah yang masih berwarna hijau pun turut dipetik habis.
Pemetikan seperti ini biasanya dilakukan pada akhir musim panen.
Pemetikan Lelesan
Pemetikan
kopi ini dilakukan dengan
cara memunguti buah kopi yang berjatuhan di bawah pohonnya karena sudah
kelewat matang.
Sortasi
Setelah buah
kopi dipanen, langkah selanjutnya adalah proses penyortiran berdasarkan kualitasnya.
Pada proses ini kopi di pisahkan dari kotoran dan kopi yang cacat atau-pun
rusak. Buah kopi yang sudah disortir harus segera diolah, jika kopi disimpan
terlalu lama dapat memicu reaksi kimia yang mampu menurunkan mutu kopi
Pascapanen Kopi
Setelah dipanen,
buah kopi tidak langsung dikupas dan disangrai (roasting), ada beberapa tahapan
lagi sebelum biji kopi siap untuk di-roasting. Proses pengolahan kopi ini biasa
disebut dengan proses pascapanen
Proses pascapanen
memiliki peranan penting dalam menentukan karakter dan cita rasanya. Jadi, kopi
yang kawan nikmati ini tidak tergantung pada cara membuatnya menjadi minuman
saja, melainkan melalui proses yang panjang dan mendetail
Proses pascapanen
ini berbeda-beda tergantung dari negaranya atau perkebunan. Namun, pada
dasarnya pascapanen ini memiliki dua metode, yaitu metode basah dan metode
kering
Metode basah
sering disebut dengan proses pencucian kopi karena menggunakan air guna
memisahkan daging kopi sebelum dijemur. Sedangkan metode kering, kopi langsung
dijemur tanpa dicuci terlebih dahulu.
Dari kedua
metode dasar tersebut mengalami perkembangan menjadi metode-metode baru yang
menghasil karakter dan citarasa yang berbeda disetiap metodenya. Pada dasarnya,
proses ini bertujuan untuk mendapatkan biji kopi yang siap roasting atau green
bean.
Berikut ini
adalah ulasan metode pascapanen biji kopi
Full Washed
Metode ini
berprinsip dengan metode basah, karena dalam prosesnya full washed menggunakan
air. Pencucian buah kopi ini dilakukan untuk memisahkan antara kulit luar,
daging buah, dan getahnya. Sebelum proses pengeringan dilakukan
Gimana caranya
?
Caranya adalah
buah kopi direndam kurang lebih 12 jam. Pada 6 jam pertama, kulit dan daging
buah dikupas, baik menggunakan mesin atau manual. Setelah daging buah terpisah
dari kulit dan getahnya, kemudia daging buah ini dibilas dan mulai dikeringkan
dengan cara dijemur. Baru kemudian didapatkan green bean atau biji kopi
Karakter dan
citarasa yang dihasilkan melalui proses ini cenderung fruity, lebih masam, dan
ringan. Karakter kopi ini sangat cocok untuk kawan yang kurang suka citarasa
kopi yang berat dan pahit.
Semi Washed
Semi washed
hampir mirip dengan metode full washed. Perbedaannya terlihat pada proses
pencuciannya yang sampai tahap pemisahan kulit luarnya saja. Daging buah yang
masih terselimuti lapisan getah dikeringkan secara bersamaan
Untuk pengeringannya
hanya sampa kadar air turun sekitar 30-35% saja. Langkah selanjutnya adalah
pengupasan lagi hingga yang tersisah hanya daging buahnya saja. Setelah terpisah
dari getahnya, kemudian daging buah dikeringkan lagi. Proses pengeringan kedua
ini bertujuan untuk mengurangi rasa masam dan membuat karakter body yang lebih
kuat
Natural Process
Proses ini
merupakan cara yang paling alami dan kuno/tua. Dalam prosesnya sama sekali
tidak menggunakan air maupun mesin, oleh karena hal inilah disebut natural process
atau proses natural
Kopi yang
baru dipanen langsung dijemur kurang lebih dua minggu lamanya, pengeringan ini
akan menghasilkan fermentasai secara alami. Setelah kering, kulit dan daging
buahnya akan mudah untuk kita pecah guna mendapatkan green bean atau biji kopi.
Karakter dan citarasa dari proses ini cenderung fruity.
Honey Process
Pada dasarnya,
proses pengolahan kopi ini hampir sama dengan natural procces. Bedanya, sebelum
dijemur buah kopi dikupas. Yang disisakan hanya cangkang kopi
(mucilage/cultivar) yang bergetah. Getah ini merupakan kunci kesuksesan dari
honey process.
Kandungan gula
dan acidity yang terkandung dalam getah akan semakin menyerap dan
terkonsentrasi ketika kopi dijemur. Oleh karena itu karakter dari proses ini
ialah sweetnees yang tinggi dengan balanced acidity
Biasanya orang
Amerika Tengah sering menggunakan Honey Proccess sebagai pengolahan pascapanen
mereka. Tingkat ketebalan getah yang menempel dan meresap pada biji kopi saat
dijemur ini sangat memengaruhi citarasanya. Semakin tipis lapisan getahnya,
semakin cepat pula getah tersebut terserap ke dalam biji kopi.
Hasil dari
pengeringan ini dibagi lagi menjadi 3, berikut ulasannya
![]() |
Source : https://kopipitoelas.wordpress.com |
Yellow Honey
lapisan
getah (mucilage) pada biji kopi disisakan sebesar 25%. Proses penjemuran
dilakukan di tempat yang terik agar lebih cepat. Proses penjemuran ini memakan
waktu 8 hari. Setelah rampung, warna dari biji kopi ini menjadi coklat
kekuning-kuningan.
Red Honey
Lapisan getah (mucilage) pada biji kopi disisakan sebesar 50%. Pengeringannya dilakukan
di tempat teduh. Proses penjemuran
ini memakan waktu 12 hari. Setelah rampung, warna dari biji kopi ini menjadi
coklat kemerahan
Black Honey
Lapisan getah
(mucilage) pada biji kopi dibiarkan menempel sepenuhnya, atau 100% kadar
mucilagenya. Proses
penjemuran ini memakan waktu 30 hari. Setelah rampung, warna dari biji kopi ini
menjadi hitam. Citarasa yang dihasilkan lebih kompleks, hal ini dikarenakan
gula pada mucilage semakin banyak yang terserap ke dalam biji kopi
Proccess ini memakan waktu yang paling lama dan beresiko tinggi bila dibandingkan
dengan honey process yang lain. Resiko yang dimaksud adalah rusaknya biji kopi
karena bakteri dan jamur.
Natural Wine Process
Proses ini
hampir sama dengan natural process karena menggunakan metode kering, perbedaan
paling mencolok adalah pada proses penjemurannya yang memakan waktu lebih lama,
sekitar 30-60 hari.
Kenapa disebut
wine process ?
Proses ini
menghasilkan sensani rasa dan aroma wine yang sangat kuat pada biji kopi. Hal ini
bisa terjadi karena fermentasi kulit, daging, dan getah yang diserap oleh biji
kopi dalam jangka waktu yang lama
Layaknya proses
Black Honey, wine process juga memiliki resiko yang sangat tinggi. Kopi yang
terlalu lama dijemur menjadi lunak dan mudah pecah maupun retak. Hal inilah
yang menyebabkan harga kopi dengan proses ini melambung tinggi dipasaran.
Tahap-Tahap Roasting Kopi
Setelah melewati
sekian banyaknya proses, masih ada satu proses terakhir sebelum biji kopi bisa
diseduh dan kita nikmati. Proses terakhir yakni proses roasting, di proses ini
memiliki peranan yang cukup besar dalam mempengaruhi citarasa si kopi.
Drying/Membuang Kadar Air
Biasanya biji
kopi yang sudah jadi/green bean masing mengandung kadar air sebesar 7-11%. Nah,
selama kandungan air masih ada, biji kopi tidak akan berubah warnanya menjadi
kecoklatan. Tahap roasting yang pertama ini dinamakan drying, biji kopi mulai
menyerap panas mesin roasting sehingga kandungan air dalam biji kopi akan
menguap
Light Roast
Light Roast
merupakan fase roasting yang tingkat kematangannya paling rendah, biasanya suhu
pada fase ini kisaran 180-205 oC. Hasil dari Light Roast adalah biji
kopi yang berwarna kuning kecoklatan dan cenderung kering, dikarenakan minyak
belum keluar
Tanda berakhirnya
fase ini adalah first crack atau letupan memecahnya biji-biji kopi, seperti
letupan pada pop corn mungkin. Berhentilah pada fase ini jika kawan ingin kopi
dengan karakter yang ringang dengan rasa masam kuat serta kadar kafein yang
tinggi
Medium Roast
Fase selanjutnya
adalah medium roast, pada fase ini biasanya suhu berkisar 210-220 oC.
Jika light roast ditandai dengan first crack, sedangkan medium roast pada saat
berlangsungnya first crack, setelah first crack maka akan terjadi proses
caramelization (karamelisasi).
Warna yang
dihasilkan di fase ini adalah coklat gelap. Cita rasa yang dihasilkan sangatlah
seimbang antara body dan acidity-nya. Dibandingkan dengan light roast, kadar
kafein pada medium roast lebih sedikit dan teksturnya lebih kental. Medium roast
berakhir dengan ditandai letupan yang kedua atau second crack
Dark Roast
Dark roast
ini merupakan proses lanjutan dari second crack, biasanya suhu pada fase ini
berkisar 240 oC. Warna yang dihasilkan pada proses ini ialah coklat
gelap dan hampir menghitam. Tidak semua biji kopi bisa sampa pada proses ini,
hanya biji kopi yang memiliki kepadatan tinggi saja, sisanya akan hancur dan
pecah.
Pada fase
ini, minyak alami yang terkandung dalam biji kopi akan keluar sehingga akan
mengurangi atau bahkan menghilangkan karakter acidity si kopi. Body-nya
cenderung tebal dengan rasa yang pahit, karena pada proses ini biji kopi
mengalami karbonisasi.
Setelah biji kopi di-roasting, sebaiknya jangan
langsung disedih. Kenapa ? karena biji kopi yang baru saja di-roasting memiliki
kandungan karbon dioksida yang tinggi sehingga akan berpengaruh pada rasanya.
Oleh karena
itu, sebelum kita seduh sebaiknya didiamkan terlebih dahulu selama beberapa
saat guna menghilangkan kandungan karbon dioksida. Normalnya sih 4 jam setelah
roasting, kopi sudah bisa diseduh, namun untuk hasil yang maksimal kawan harus
bersabar selama 2-3 hari.
Udah dulu ceritanya yaa … Masih banyak cerita lainnya dari Insanus Mlaku yang gak kalah seru dan menarik. Yuk eksplore bareng.
See you!
1 Komentar
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusBagaimana petualangannya?