mendaki gunung ketika bulan ramadhan

Walaupun puasa, kamu tetap bisa mendaki. Begini tipsnya!

Sebagai umat muslim sudah menjadi kewajiban untuk menjalankan ibadah puasa. Selama sebulan lamanya kita akan diuji keteguhan iman, sehingga jangan jadikan puasa sebagai alasan untuk bermalas-malasan. Terutama mendaki gunung. Datangnya bulan ramadhan bukan berarti menghambat rencana pendakian. Melainkan lebih memacu adrenalin.

George Mallory pernah berkata, “gunung itu ada untuk didaki”. Jadi, tetaplah mendaki gunung walaupun sedang berpuasa. Saya teringat ketika mendaki menuju gunung slamet ketika ramadhan sudah memasuki 10 hari terakhir. 

Ada beberapa persiapan yang harus saya lakukan agar mampu menyeimbangkan antara kegiatan paling menyenangkan dan ibadah. Berikut 10 persiapan yang saya lakukan ketika sukses mencapai puncak disaat bulan ramadhan!

1. Mantapkan Niat

mantapkan niat kawan

Segala sesuatu yang dilihat pertama kali ialah Niatnya, jika kawan ingin mendaki gunung disaat puasa. Mantapkan terlebih dahulu niat kawan, jangan sampai kegiatan mendaki gunung ini malah menggangu puasa kawan

Gak lucu dong, kalau puasa kawan batal gara-gara naik gunung, atau memang sengaja agar kawan tidak berpuasa, heeh.. malu-maluin, mendingan kawan beribadah saja gak usah sok-sok’an naik gunung

Jika kawan memiliki niatan yang kuat bak baja, insha allah akan dimudahkan. Mendaki gunung yang awalnya terasa berat dan melelahkan, bakalan terasa enteng dan biasa aja kok, percaya deh

2. Pilihlah Gunung dengan Jalur Pendakian yang Ringan


Karena pendakian kawan ketika berpuasa dan tidak puasa pasti akan berbeda, maka pilihlah gunung yang memiliki jalur pendakian yang tergolong ringan saja. Lupakan sejenak gunung yang memiliki jalur pendakian berat dan extream

Ingat kawan, yang utama adalah ibadah puasa kalian bukan mendakinya. Namun, jika kawan merasa fisiknya memadai untuk melakukan pendakian dengan jalur yang berat silahkan saja. Selamat mencoba kawan

3. Kurangi Beban Bawaan

kurangi beban pendakian kawan

Jangan membawa barang bawaan yang terlalu berat, jika kawan biasanya membawa kulkas ketika mendaki gunung, di saat berpuasa cobalah beralih ke Ultralight Hiking. Ultralight Hiking adalah mendaki dengan beban yang sangat ringan tanpa meninggalkan unsur safety

Pendakian biasa dan ultralight sebenarnya sama saja, tapi yang membedakan adalah di berat bawaannya. Mereka membawa alat yang sama dengan pendaki biasa namun dengan berat yang berbeda. Intinya Ultralight Hiking itu mengurangi berat, untuk ulasan lebih lanjutnya akan saya bahas di lain artikel

4. Jangan Langsung Mendaki, Biarkan Tubuh Beradaptasi Terlebih Dahulu


Jangan langsung mendaki di awal bulan ramadhan, kemungkinan besar tubuh kawan belum terbiasa dengan ritme puasa harian. Apalagi jika kawan jarang berpuasa sebelumnya. Biasakan dulu tubuh kawan hingga paham dengan ritme puasa yang sedang dijalani

Hindari pendakian di minggu pertama, saran saya sih. Biasanya minggu pertama puasa ini yang paling berat. Dulu saya mendaki gunung di bulan ramadhan itu minggu terakhir ramadhan, itupun karena keperluan SISPALA saya dulu, jika tidak, mungkin saya tidak bisa memberikan tips ini

5. Pilihlah Partner Pendakian yang Tepat


Pilihlah teman pendakian yang memang satu agama dengan kawan, karena teman pendakian kawan ini juga merupakan faktor penting agar ibadah puasa kawan lancar.

Namun tidak menutup kemungkinan bahwa kawan akan bertemu dengan rombongan yang tidak berpuasa, disini keimanan kawan teruji

6. Rencanakan Waktu Pendakian Kawan

rencanakan waktu pendakian kawan

Tergantung dari gunung apa yang kawan daki, misalnya kawan akan mendaki gunung yang memiliki waktu tempuh 2 hari 1 malam. Saya menyarankan kawan mendaki sehabis adzan ashar, cuaca yang tidak terlalu panas dan waktu untuk berbuka juga tidak terlalu lama

Berjalanlah dengan perlahan namun pasti, sembari mengatur nafas. Jika kawan konsisten dalam berjalan kemungkinan kawan akan berbuka di 1/3 atau pertengahan waktu pendakian kawan. Nah, setelah berbuka bergegaslah untuk menuju posisi camp yang tidak terlalu jauh ketika summit

Mungkin kawan akan sampai di lokasi camp pukul 9 atau 10 malam, segeralah mendirikan tenda dan beristirahatlah. Jika hari esok memungkinkan untuk summit, kawan kira-kira saja sampai di puncak sebelum waktu adzan shubuh.

Di puncak itulah kawan makan sahur, ketika fajar mulai menampakan diri atau sunrise sudahilah makan sahur kawan, ketika kawan sudah puas berada di atas puncak dan menikmati sunrise kembalilah ketempat camp, beristirahatlah, kemudian lakukan perjalanan turun sama seperti naik, sehabis ashar

Cerita diatas merupakan asumsi dari saya, pengalaman saya waktu itu adalah mendaki bukit dengan ketinggan 1700an, namun saya kombinasikan dengan pengalaman teman-teman saya yang sudah pernah melakukan hal tersebut

7. Bawalah Logistik yang Memiliki Gizi dan Nutrisi yang Cukup

persiapkan logsitik kawan

Ketika kawan berpuasa tubuh kawan kehilangan nutrisi yang lumayan banyak, ketika kawan akan mendaki gunung di saat berpuasa usahakan logistik yang dibawa memiliki gizi dan nutrisi yang mencukupi kebutuhan tubuh kawan

Jangan asal-asalan memilih perbekalan berdasarkan buku “Campcraft & Wildernerness Skilss” karya Peter G. Drake nutrisi yang diperlukan ialah karbohidrat,protein,lemak,vitamin dan mineral. Usahakan itu tercukupi semua kawan

8. Konsumsi Multivitami dan Madu


Selain mengkonsumsi makanan yang memiliki gizi tinggi, kawan juga perlu mengkonsumsi multivitamin guna menambah stamina kawan. Mungkin, beberapa multivitamin memiliki harga yang cukup tinggi kawan bisa menggantinya dengan madu. Dikombinasikan akan lebih baik

9. Jangan Memaksakan Diri Untuk Ke Puncak, Jangan Lupa Bersyukur


Puncak bukan tujuan utama kawan, banyak pendaki sekarang yang saklek hanya mencari puncak dan spot bagus untuk foto guna konsumsi sosial media. Ingat kawan, puncak itu bonus, yang terpenting adalah kawan bisa keluar dari zona nyaman dan menikmati alam indah ciptaan yang maha kuasa ini

Banyak-banyaklah bersyukur agar nikmat yang diberi dilimpahkan oleh yang maha kuasa, jangan lupa berdoa sebelum atau sesudah melakukan pendakian, atau segala jenis kegiatan.

10. Latihalah Kondisi Fisik Kawan

latihlah kondisi fisik kawan

Yang terakhir adalah latihlah fisik kawan agar tidak kaget nantinya ketika mendaki. Latihan ini bisa kawan lakukan setelah berbuka puasa. Tidak usah yang berat-berat, yang ringan saja asalkan dilakukan secara teratur.

Aturlah pernafasan kawan, usahakan kawan memiliki nafas yang panjang agar tidak mudah lelah, banyak latihan untuk memiliki nafas yang panjang. Selamat berlatih kawan

Jadi, mau mendaki ke gunung mana ramadhan tahun ini?