Siluet Ms X
Siluet dari Ms X


Senang, sedih, perjuangan, pengorbanan, bahkan penderitaan, bisa di deskripsikan hanya dengan satu kata yaitu “Cinta” begitu kata orang-orang. Memang benar kata orang-orang itu, semua hal itu saya rasakan ketika saya sedang menjalani sebuah hubungan dengan seorang perempuan tentunya. Eike masih normal cyiinn.

Begitu banyak hal yang telah saya lewati bersama pasangan saya waktu itu, sampai akhirnya kita tidak ditakdirkan untuk bersama. Berat rasanya untuk melepas dirinya yang sudah akrab dengan keluarga saya, FYI dia pacar pertama saya yang berinteraksi secara langsung dengan keluarga saya. Nasi sudah menjadi bubur. Buburnya sudah basi, tinggal di buang. Jadi, tidak ada yang perlu untuk disesali.

“katanya tidak ada yang perlu disesali, kok bikin tulisan tentang dia. Nanti, ujung-ujungnya mengenang, baper lagi..?!”

Benar juga ya, ah tapi tidak demikian. Tujuanku menulis cerita ini ya… cuman mendokumentasikan sesuatu hal yang terjadi pada diri saya, karena saya cuma bisa menulis. Walaupun tak sempurna, paling tidak ada sesuatu yang bisa saya banggakan dalam hidup ini. Justru karena saya sudah benar-benar rela dan tidak mengharapkannya untuk kembali ke pelukanku, makanya saya membagikan cerita ini. Siapa tahu, bisa diambil pelajarannya untuk kawan pembaca blog ini atau siapapun yang sedang galau, gundah, dan merana.

Menurut saya, tidak ada yang pantas untuk dilupakan ataupun dihapus. Karena semua itu, layak untuk dikenang. Biarlah dirimu menjadi kenangan dalam hidupku, kusimpan dalam-dalam dan kuusahakan tak pernah muncul lagi ke permukaan rasa, HAHA.

Definisi Cinta Bagiku

Apa itu Cinta

Sebenarnya, cinta itu kata kerja, kata benda, atau kata sifat sih. Rasa-rasanya semuanya masuk kedalam ketiga kategori tersebut, atau..  cinta yang mendasari ketiga kategori itu. Entahlah, aku tak sanggup untuk menjelaskannya secara rinci. Bagiku cinta adalah sebuah rasa yang dirasakan oleh kedua belah pihak. Mungkin kawan memiliki definisi yang berbeda mengenai cinta, bisa ditulis di kolom komentar yaa.

Cinta juga mampu memberikan kekuatan yang besar bagi para pelakunya, dengan adanya cinta kita siap untuk berkorban, berjuang, bahkan menderita. Berkorban untuk mempertahankan rasa cinta yang dimiliki, berjuang untuk mendapatkan rasa cinta milik orang lain, dan menderita, ketika pengorbanan dan perjuangan yang kita lakukan tidak pernah dianggap.

Memang seperti itulah cinta, ia yang menyatukan, ia pula yang memisahkan. Ketika, aku berpisah dengannya. Seorang kawan menyemangati dengan sebuah pepatah yang berkata “MATI SATU, TUMBUH SERIBU”. Akan tetapi, dari seribu yang tumbuh itu adakah salah satunya menjadi jodoh saya ? entahlah, saya-pun masih menunggu orang itu datang ke kehidupan ini.

Proses PDKT

Layaknya pasangan pada umumnya, proses awal sebelum saya menjalin hubungan dengannya adalah proses pendeketan atau PDKT. Biasanya, proses pendekatan ini memiliki peranan penting dalam kelanggengan suatu hubungan. Semakin lama PDKT-nya, semakin langgeng pula hubungannya, biasanyaaa.

Pada tahun 2018 saya pergi merantau ke kampung orang untuk menimba ilmu lebih di jenjang perguruan tinggi. Pada awalnya saya mengincar jurusan Teknik Informatika atau Matematika murni. Namun  apalah daya, saya ditakdirkan untuk belajar di fakultas pertanian. Dunia pertanian, tidaklah terlalu baru bagi saya yang cucu mantri tani.

Mengeyam pendidikan di bidang pertanian bukanlah harapan saya, membayangkan saja tidak pernah apalagi berharap. Rencana Tuhan memanglah indah, andai saja saya tidak ber-kuliah di fakultas pertanian, mungkin saja saya tidak pernah menjalin hubungan dengan seorang gadis keturunan Sukabumi – Solo. Sebut saja Ms X.

Pertamakali saya melihat Ms X ini, di sebuah warung yang terdapat di komplek kampus saya. Keberadaan kita diwarung tersebut bukanlah untuk jajan, makan, apalagi nongkrong. Melainkan untuk menyelesaikan sebuah masalah yang terjadi di kelas. Simpel sih masalahnya, tapi kok jadi besar. Namanya juga masa peralihan, emosi masih menggebu-gebu.

“menarik juga gadis ini, deketin jangan ya..?”

Pergolakan terjadi dalam diri saya, antara mendekatinya atau tidak. Hati ini ingin sekali mendekati dan menjalin hubungan dengannya, tapi… seketika teringat janji dengan ibu untuk tidak pacaran dulu dan fokus kuliah. Kupikir, yang penting kuliah aman,  pacaran tidak menjadi soal. Singkatnya akupun mulai mendekati Ms X ini.

Saya ini bukanlah tipe orang yang pandai untuk mendahului percakapan ke orang yang baru dikenal, kudu ditanya dulu baru ngomong, malu-malu tai kucing-lah istilahnya. Wuoo.. tapi, kalau udah kenal apalagi akrab, seringnya malu-maluin. Contoh simpelnya ketika naik gunung slamet ber-delapan belas bersama Pendaki Break, setiap ada pasangan kita ledekin. Setiap ada yang gandengan kita nyanyiin “sepanjang jalan kenangan…..” seketika langsung dilepas gandengannya begitu saja, hahaha. Puas rasanya.

Awal mula saya mendekatinya dengan mulai sok peduli padanya, selalu komen di setiap status Whatsapp yang dia buat. Lama-kelaman mulai nanya tentang keluarga, kesukaan dan apapun tentang dirinya. Ya begitu deh, monoton dan membosankan. Bakalan beda rasanya kalau kita jalan bareng tatap muka, pasti banyak bahan obrolan yang akan muncul di kepala saya ini.

Sekitar dua minggu saya mendekatinya dengan cara membosankan itu, datang juga momentum yang lumayan menguntungkan bagi saya, dipaksa untuk mengantarkannya pulang kerumah. Awalnya nolak, malu-malu kucing nafsu anjing kalau kata uwak-uwak waktu itu. Ketika sudah berboncengan di motor waktu itu, layaknya film Dilan 1990. Banyak hal yang kutanya ketika momen itu, seperti : berapa lama pacaran, punya mantan berapa, masa lalu seperti apa dan pertanyaan receh pencair suasana.

Malam harinya, saya berdiskusi dengan temannya. Saya berencana untuk menyatakan cinta kepadanya, respon dari sang teman tersebut cukup baik cenderung memaksa cepat-cepat. Hingga, pada suatu hari saya menyatakan cinta padanya melalui hukuman permainan yang sedang dimainkan dikelas, yaitu Uno.

Heh, memang dasarnya pengecut, menyatakan cinta saja harus berdalih. Waktu itu, aku menyatakan cinta padanya secara langsung, dan itu pertama kalinya bagiku, perasaan ini campur aduk.

menyatakan cinta
Dengan posisi pasrah saya menyodorkan pipi kanan, sementara dia duduk santai..


Aku membungkuk, “maukah kau jadi pacarku ? kalau kamu mau bilang iya, kalau gak mau... kamu tampar aku.  (sembari menyodorkan pipi kananku itu) ”. Entah darimana inspirasiku, menyatakan cinta dengan cara seperti itu. Singkatnya saya diterima dan kita jadian pada tanggal 10 Oktober  2018 sekitar jam setengah dua siang.

Relationship Goals

Dimasa awal kami berpacaran dunia serasa milik berdua, yang lain cuman hiasan. Perhatian satu sama lain masih besar, tiba-tiba menjadi wartawan yang selalu bertanya padahal sudah tahu jawabannya, dan lain sebagainya. Semuanya terasa begitu indah selama satu bulan ini, bulan-bulan berikutnya mulai terjadi pergolakan, dari yang remeh hingga serius.

Banyak yang bilang saya ini orang cuek, berdasarkan penilaian dari chatting saja. Hal ini pernah diungkapkan oleh Ms X, dengan entengnya saya menjawab “kamu orang ke-sekian yang bilang saya seperti itu”. Sejatinya saya ini orang yang sangat peduli, perhatian dan juga peka. Akan tetapi, semua itu tidak saya perlihatkan di masa kami pacaran.

Masih ingat pendapat saya mengenai masa Pendekatan ? semakin lama pendekatannya, semakin langgeng juga hubungannya. Hal tersebut, hampir terjadi pada hubungan kami. Sempat beberapa kali saya berpikir untuk menyudahi hubungan ini dan bertindak egois. Berulang kali juga hal tersebut tidak saya lakukan, karena teringat kisah Aristoteles dan Gurunya mengenai Cinta Sejati.

Pada suatu hari Aristoteles bertanya mengenai cinta sejati. Kemudian, ia dibawa ke sebuah padang bunga yang luas. Sang Guru meminta kepada Aristoteles untuk memilih satu bunga yang terbaik, dengan catatan jangan pernah berbalik ke belakang. Sekian lama berjalan, Aristoteles menemukan satu bunga yang menurutnya terbaik.

Tetapi, ia berpendapat bahwa di depan sana masih ada bunga yang lebih baik dari bunga yang ada di hadapannya. Alhasil, aristoteles kembali dengan tangan hampa.

Kisah itulah yang selalu membuatku berfikir ketika ingin berpisah dengannya. 

Bukan hubungan jika tidak dilalui dengan masalah, orang bilang itu bumbu hubungan atau percintaan. Begitu juga dengan kisahku ini, permasalahan yang terjadi biasanya aku yang memulai. Karena, terkadang saya merasa ada yang tidak beres dengan Ms X ini. Bagaimana cara mencari tahunya ?? membuatnya marah !

Entah darimana datangnya ide untuk membuatnya marah, dengan tujuan nantinya dia akan cerita sedikit tentang masalah yang sedang dia alami. Ternyata, cara ini terbukti ampuh kepada Ms X. Berulang kali saya membuatnya marah, untuk bisa membuatnya menceritakan apa yang sedang terjadi. Itulah salah satu bumbu dalam kisah percintaan kami.

Bagaimana sih rasanya kalau punya pasangan yang posesif ??

Pernahkah kalian memiliki pasangan yang posesif kawan ? mungkin pernah ya.. tapi hal ini tidak akan terjadi jikalau kawan menjalin hubungan dengan saya, haha :D

Seperti yang sudah saya singgung sebelumnya, rasa yang saya miliki ini dibranding dengan sikap yang cuek. Cemburu ? gak pernah. Ngatur ? gak pernah, karena saya juga tidak suka terlalu diatur. Mau pergi berdua dengan cowo lain ? silahkan, dengan satu catatan kasih kabar dulu sebelum pergi. Selamat bersenang-senang.

Mungkin hal ini membuat Ms X, meragukan rasa cinta yang saya miliki untuknya. Membuatnya terpaksa, melakukan hal-hal aneh dan saya dipaksa berbohong untuk cemburu (biar aman bro). Selama hubungan saya dengannya hal ini sering sekali terjadi, hingga pada akhirnya dia merubah diri saya, menjadi sosok yang pencemburu kepadanya.

Namun, Ms X ini menganggap itu main-main. Seolah mempermainkan perasaan yang saya miliki. Sakit broo..


obrolan ketika menjalin hubungan
Obrolan serius seputar hubungan


Ketika menjalin hubungan obrolannya gak jauh-jauh dari masa depan dan mimpi pasangan kita bukan ? setujukah kalian kawan ??

Ms X pernah bercerita kepada saya bahwa ia memiliki mimpi untuk bekerja dan menghasilkan uang dari jerih payah dia. Saya mendukung sepenuhnya mimpi tersebut, meskipun terbesit pikiran negatif. Bahwa nantinya dia akan berkenalan dengan teman baru, bagaimana kalau nanti ada yang suka padanya ? negatif semua deh pokoknya

Ujian terberat yang kami rasakan adalah ketika liburan semester genap selama 3 bulan. Dia sudah mulai bekerja dan saya sibuk membantu berjualan kopi. Miskom sering terjadi, berujung pertengkaran dan lain sebagainya. Saya pernah marah besar kepadanya, ketika saya tau dari temannya bahwa dia jalan  atau dianter pulang gitu sama seorang teman kerja laki-lakinya.

Saya diemin selama beberapa hari, sampai akhirnya dia mau cerita. Lepas dari kejadian itu, sikapnya kepada saya mulai berubah sehingga membuat saya terus berpikiran negatif. Hingga pada suatu titik akhirnya saya memutuskan untuk menyudahi hubungan kami yang baru berusia 10 bulan.

Selang beberapa hari, saya mengirim pesan singkat kepadanya, yang intinya menanyakan “lagi deket sama siapa sekarang”. Entengnya ia menjawab, “ada nih sama temen kerjaan”. Seketika hati ini terasa terkena uppercut telak dari petinju Mike Tayson, sakiiitttt sekaliii. Satu sisi merasakan sakit, disisi lain saya benar tentang analisis bahwa dia sudah menjalin hubungan dengan teman kerjaannya.

Kuliah jadi kacau, teman-teman tongkrongan bersorak sekaligus mengejek, pengin menghilang aja dari lingkungan itu. Seperti itulah yang terjadi setelah menyudahi kisah cinta dengan Ms X.