Penggurunan lahan merupakan salah satu dampak dari perubahan iklim
Ilustrasi dari dampak perubahan iklim yang parah Gambar oleh (Pixabay/G.C)

 Kondisi iklim emang boleh semoodswing itu?

Polusi udara yang kian massif di Jakarta adalah indikasi dari perubahan iklim. Sedangkan perubahan iklim itu sendiri menyebabkan berbagai bencana yang mengancam keselamatan mahluk hidup.

Jujur, saya tidak melebih-lebihkan. Tapi memang itu faktanya. Beberapa penelitian juga telah menyebutkan bahwa perubahan iklim akan mengancam kelangsungan hidup spesies yang hidup di darat dan laut. Tanpa terkecuali.

Sadar atau tidak, kita memiliki peranan yang cukup besar terhadap perubahan iklim. Efeknya memang tidak kita rasakan secara langsung.

Namun cepat atau lambat, segala ketakutan akan terjadi. Oleh karena itu, mulai detik ini, kita harus bekerja sama demi keberlangsungan hidup umat manusia.

“Kita tidak punya waktu untuk berpangku tangan saat planet kita terbakar. Bagi kaum muda, perubahan iklim lebih besar daripada pemilihan politik, karena ini tentang hidup atau mati” kutipan dari Alexandria Ocasio.

Jadi gimana? Sudah siap ambil bagian mencegah perubahan iklim bersama saya dan Royal Golden Eagle?

Apa Itu Perubahan Iklim?

penggurunan tanah akibat perubahan iklim
Ilustrasi penggurunan tanah akibar pemanasan global (Pixabay/Susan C.)

Iklim adalah rata-rata cuaca, sedangkan keadaan atmosfer pada waktu tertentu disebut cuaca. 

Pada dasarnya iklim didefinisikan sebagai ukuran rata-rata dan variabilitas kuantitas yang relevan dari variable tertentu, seperti: temperatur, curah hujan atau angin.

Sehingga jelas bahwa iklim dan cuaca itu berbeda. Contoh dari cuaca, seperti: hujan, angin, banjir, dan lainnya. Sedangkan iklim berhubungan dengan kondisi suhu, kelembaban udara atau pola hujan rata-rata.

Kondisi iklim akan terus berubah. Perubahannya tergantung dari faktor yang mempengaruhi, seperti: erupsi vulkanik, variasi sinar matahari, dan manusia. 

Disisi lain, alih fungsi lahan dan penggunaan bahan bakar fosil juga mendorong perubahan iklim.

Lalu, perubahan iklim itu apasih?

1. Perubahan Iklim Menurut Pemerintah RI

Berdasarkan UU No. 31 Tahun 2009 tentang Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, perubahan iklim adalah berubahnya iklim yang diakibatkan, langsung atau tidak langsung, oleh aktivitas manusia yang menyebabkan perubahan komposisi atmosfer secara global serta perubahan variabilitas iklim alamiah yang teramati pada kurun waktu yang dapat dibandingkan.

2. Perubahan Iklim Menurut Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC)

IPPC mendefinisikan perubahan iklim sebagai perubahan keadaan iklim yang dapat diidentifikasi, misalnya menggunakan uji statistik dengan perubahan rata-rata dan/atau variabilitas sifat-sifatnya dan bertahan untuk waktu yang lama, biasanya beberapa dekade atau lebih.

Penyebab Perubahan Iklim

kepulan asap dari pembangkit listrik
Ilustrasi emisi karbon yang dilepaskan oleh pembangkit listrik (Pixabay/MonikaP)

Perubahan iklim tidak terjadi dalam semalam. Melainkan akumulasi dari kegiatan yang dilakukan oleh alam atau manusia. 

Namun jika disebabkan oleh alam, kita tak perlu khawatir. Karena memang begitu semesta bekerja. Oleh karena itu, mari berfokus terhadap penyebab perubahan iklim akibat ulah manusia.

1. Sektor Transportasi

Belakangan kualitas udara Jakarta menjadi sorotan akibat berada dalam level tak sehat. Kementrian Lingkungan Hidup menyatakan bahwa polusi udara Jakarta yang kian masif di sebabkan oleh sektor transportasi sebanyak 44%. 

Namun jika dilihat secara global, sektor transportasi menyumbang 26% emisi CO2. Penggunaan model transportasi darat, dan udara menjadi kontributor utama emisi gas rumah kaca.

Efek Rumah Kaca (ERK) adalah kondisi dimana gas-gas rumah kaca yang tertahan dalam lapisan atmosfer. Sehingga berdampak pada paparan panas matahari yang tertahan dan tak bisa keluar dari atmosfer. 

Jika kondisi ini dibiarkan begitu saja, maka kutub es akan mencari dan menyebabkan permukaan laut meninggi, perubahan iklim, serta punahnya satwa langka.

Masyarakat perkotaan memang susah untuk mengurangi mobilitas dengan kendaraan pribadi, walaupun kendaraan umum telah digalakan. 

Dengan demikian, masyarakat perkotaan harus mengetahui bahwa mereka berkontribusi sebanyak 70% terhadap polusi dunia (data pada tahun 2011). 

Data juga menunjukan bahwa kepemilikan kendaraan bermotor terus meningkat tiap tahunnya, coba perhatikan gambar berikut.

data jumlah kendaraan bermotor

2. Sektor Energi

Energi dan manusia ibarat dua mata uang yang tak bisa dipisahkan. Hubungannya sangat mesra. Namun sayang, untuk memperoleh energi, manusia harus mengorbankan tempat tinggalnya. 

Pada acara Parrtnership in Climate Action (14/11/22), Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan bahwa sektor energi menyumbang 38-40% emisi karbon nasional. Itu setara dengan 450 juta CO2 per tahun dilepaskan ke atmosfer.

Kondisi ini bisa tercipta akibat sumber energi yang digunakan berasal dari bahan bakar fosil. Sehingga selama proses produksinya akan melepaskan gas-gas yang mengakibatkan ERK. Sementara penggunaan energi terbarukan lain masih minim digunakan.

3. Sektor Industri Manufaktur

Industri manufaktur terutama dalam kontruksi baja dan semen, menyumbang sepertiga emisi gas rumah kaca global. 

Angka ini lebih tinggi dibanding sektor transportasi, dan sektor energi yang sering jadi pusat perhatian. Selain itu, pertambangan dan industri lainnya juga menimbulkan emisi. Mesin yang digunakan seringkali menggunakan batu bara, minyak, atau gas sebagai bahan bakar.

Plastik yang kita gunakan sehari-hari juga memiliki sumbangsih cukup besar.  

Melansir dari laporan “Plastic & Climate: The Hidden Costs of a Plastic Planet,” yang dirilis oleh The Center International Environmental Law. Sebuah organisasi nirlaba mengatakan bahwa jumlah emisi yang dihasilkan dari proses produksi hingga pembuangan plastik terus meningkat. 

Hingga mencapai 2.8 Juta Metric Ton CO2. Itu setara dengan emisi karbon yang dihasilkan oleh 500 buah Pembangkit Listrik Tenaga Batu Bara, di tahun 2050.

4. Penebangan Hutan (deforestasi)

seseorang sedang menebang pohon
Ilustrasi penebangan hutan (Pixabay/Hagenstaadt)

Melansir dari situ PBB Indonesia, perubahan iklim bisa terjadi salah satunya disebabkan oleh penebangan hutan. 

Umumnya penebangan dilakukan untuk membuka lahan barun. Namun nahas, setiap pohon yang ditebang akan melepaskan emisi yang tersimpan di dalamnya. 

Salah satu Gas Rumah Kaca (GRK) Karbon Dioksida, merupakan unsur penting dalam proses fotosintesis yang dilakukan oleh tumbuhan. Sehingga, semakin sedikit tumbuhan yang tersedia, semakin minim juga usaha pengurangannya secara alami.

Setiap tahunnya Indonesia kehilangan 684.000 hektar hutan akibat pembalakan liar, kebakaran hutan, dan alih fungsi lahan. 

Menurut data yang dirilis Badan Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) berdasarkan data dari Global Forest Resources Assessment (FRA), Indonesia menempati peringkat kedua dunia tertinggi kehilangan hutan setelah Brasil yang berada di urutan pertama.

Ageng Herianto, selaku deputi FAO Representatif bidang program di Indonesia mengatakan bahwa "Sejak tahun 2010 sampai 2015, Indonesia menempati urutan kedua tertinggi kehilangan luas hutannya yang mencapai 684.000 hektar tiap tahunnya," dalam acara seminar dengan Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta Pemerintah Provinsi Sulsel, Selasa (30/8/2016).

Dampak Perubahan Iklim

Es kutub mencair akibat perubahan iklim
Ilustrasi es kutub mencair akibat pemanasan global (Pixabay/Dassel)

Perubahan iklim memiliki dampak yang besar bagi kehidupan di darat dan laut. Kondisi ini jika terus dipelihara akan mengakibatkan tidak adanya kehidupan di bumi. 

Agar kita lebih paham lagi terkait dampak perubahan iklim, silahkan simak penjelasan berikut.

1. Peningkatan suhu bumi

Konsentrasi GRK yang terjebak di atmosfer akan mengakibatkan meningkatnya suhu permukaan bumi. 

Berdasarkan data dari NASA, suhu  permukaan bumi di tahun 2021 mengalami kenaikan 0,860C dibandingkan dengan suhu rata-rata tahunan pada periode 1951-1980. NASA juga mengungkapkan bahwa dalam 10 tahun terakhir, suhu permukaan bumi meningkat sebesar 1,020C pada tahun 2016 dan 2020. 

Pemanasan global yang terjadi juga berdampak pada masalah lingkungan, seperti: meningkatnya permukaan air laut, kebakaran hutan, dan berubahnya pola migrasi hewan.

tren meningkatnya suhu permukaan bumi
Infografis by katadata

Selain itu, Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), juga mengatakan bahwa pemanasan global beresiko meningkatkan kekeringan, perubahan pola hujan, dan meningkatkan intensitas cuaca ekstream. 

Cuaca yang ekstream juga akan mengakibatkan punahnya beberapa spesies. Hal ini disebabkan karena ketidakmampuan dalam beradaptasi secara cepat akibat perubahan lingkungan.

Sektor pertanian juga akan terganggu akibat peningkatan suhu bumi ini. Potensi penggurunan semakin besar terjadi pada lahan-lahan produktif. 

Sehingga suplai makanan bagi manusia juga akan terganggu. Meskipun tidak terganggu sekalipun, ada kemungkinan bahan pangan yang kita konsumsi memiliki kandungan racun yang berbahaya jika dikonsumsi secara terus menerus. 

Menurut Global Panel on Agriculture and Food Systems for Nutrition (GLOPAN) menyatakan bahwa, terdapat bukti kuat bahwa perubahan iklim akan mempengaruhi kualitas pangan (keanekaragaman, kepadatan nutrisi, dan keamanan) dan harga pangan.

2. Meningkatkan Risiko Kesehatan

seorang pria yang sedang diperiksa
Ilustrasi manusia yang sakit akibat perubahan iklim (Pixabay/Orion Hospital)

Meskipun perubahan iklim sebagian besar disebabkan oleh kegiatan manusia, bukan berarti manusia tidak terdampak. 

Pasalnya, perubahan iklim juga bisa menyebabkan risiko kesehatan pada manusia. Melansir dari Ditjenppi.menlhk.go.id perubahan iklim akan menyebabkan kemarau panjang yang berakibat pada perkembangan bakteri, virus, jamur, dan parasit. 

Mikroorganisme tersebut dapat berkembang cepat akibat dukungan dari kelembapan udara saat musim kemarau tinggi. Hal ini mengakibatkan banyak orang yang terjangkit penyakit yang berhubungan dengan bakteri dan udara, seperti penyakit kulit.

Gangguan pernafasan juga akan muncul akibat memburuknya kualitas udara yang disebabkan oleh perubahan iklim. Hal tersebut diakibatkan oleh peningkatan frekuensi smog event (ozon tingkat-dasar) dan polusi udara. 

Ozon tingkat dasar dapat mengakibatkan kerusakan jaringan paru, dan sangat berbahaya bagi penderita asma. 

Melansir dari bbc.com, Farah Nufirman warga asli Jakarta menceritakan bahwa dia harus membawa inhaler kemanapun ia pergi. Karena jika kadar oksigen dalam darahnya turun 2% saja akan berakibat pada rasa sakit luar biasa pada bagian dada dan sesak. 

Agar kamu lebih mengerti lagi soal dampak perubahan iklim terhadap kesehatan, kamu bisa memperkaya diri dengan membaca jurnal ini.

Cara Mencegah Perubahan Iklim

Akhirnya kita memasuki bagian yang membutuhkan komitmen kuat. Karena pada dasarnya kita melawan budaya yang dipelihara dengan baik. 

Oleh karena itu, bagian ini jika dilakukan pada awalnya akan membuat kita sedikit tersiksa. Namun mulai dari langkah kecil inilah kita dapat merubah sesuatu yang jauh lebih besar. 

Kegiatan sehari-hari yang kita lakukan memiliki peranan dalam perubahan iklim, baik secara langsung atau tidak langsung. Oleh karena itu, saya akan mengenalkan tentang konsep Sustainable Living.

Apa itu Sustainable Living?

foto tulisan tentang sustainable living
Ilustrasi foto tentang sustainable living (Web/detikpos)

Sustainable Living merupakan gaya hidup ramah lingkungan. Tujuan dari sustainable living adalah memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan meminimalisir dampak buruk bagi linkungan serta menjaga ekosistem. 

Sehingga, sustainable living bisa diartikan sebagai merancang perilaku dalam mengkonsumsi produk yang didasari pada aspek siklus produk yang digunakan, meliputi: asal material produk, pengolahan, dan ketahanan produk. 

Sederhananya, kita bisa mengaplikasikan 5 aspek untuk menerapkan konsep hidup ini, yaitu: bijak menggunakan air, hemat energi, mengelola sampah, mengkonsumsi produk yang ramah lingkungan, serta mengurangi mobilisasi dengan kendaraan berbahan bakar fosil. Mari kita bahas kelima aspek tersebut.

1. Bijak Menggunakan Air

foto air sumber daya air yang melimpah
Bijaklah dalam menggunakan persedian air kita (Pixabay/Pexels)

Air bersih yang bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari sangatlah sedikit. Data dari National Geographic menyatakan bahwa sekitar 97% ketersediaan air di bumi adalah air asin. Itu artinya, air tawar yang akrab kita konsumsi hanya 3%. 

Dari total 3% air tawar, 2% mengendap sebagai gletser dan membeku di bawah laut. Kondisi ini makin diperparah dengan adanya pencemaran dan perubahan iklim. Sumber air tawar yang umum ditemukan terdapat di danau, sungai, dan aliran air yang tidak mengandung banyak garam. 

Sedangkan mahluk hidup di bumi memerlukan air agar dapat bertahan hidup. Oleh sebab itu, terdapat 4 alasan kenapa mulai dari sekarang kita harus bijak menggunakan air, yaitu: menjaga cadangan air agar tidak menipis, menjaga keseimbangan jumlah air, menjaga keseimbangan ekosistem air, dan menghemat biaya pengeluaran air.

Untuk menghemat penggunaan air, kita bisa melakukan Langkah-langkah berikut:

  1. Selalu menutup keran air dengan benar.
  2. Memperbaiki kebocoran saluran air.
  3. Menggunakan shower ketimbang gayung saat mandi.
  4. Memanfaatkan inovasi tisu basah dan cairan desinfektan.
  5. Mencuci piring atau baju dalam skala besar.
  6. Memanfaatkan air limbah.

2. Hemat Energi

foto panel surya
Beralih ke energi terbarukan, salah satunya bersumber dari matahari (Pixabay/Andreas)

Sektor energi menjadi salah satu sektor yang paling berkontribusi dalam perubahan iklim. Penggunaan energi dalam kehidupan sehari-hari berakibat pada meningkatnya permintaan pasokan energi. Apalagi saat ini sebagian besar energi dihasilkan dari bahan bakar fosil. 

Sementara penggunaan bahan bakar fosil merupakan jenis energi yang tak dapat diperbaharui. Artinya, sumber daya alam tersebut jumlahnya terbatas, sehingga jika digunakan terus menerus akan habis.

Proses produksi energi akan melepaskan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) yang memicu Efek Rumah Kaca (ERK). Menurut laporan Global Carbon Project (GCP), dunia diprediksi mengeluarkan 36,4 gigaton karbon dioksida pada tahun 2021. 

Sedangkan menurut United States Environmental Protection Agency (EPA), suhu bumi yang naik menyebabkan gelombang panas bertahan lebih lama dan berdampak pada penyakit stroke panas, kram, bahkan kematian. 

Oleh sebab itu, kita bisa menghemat penggunaan energi guna mencegah perubahan iklim.

Menurut Kementrian ESDM, beberapa cara berikut mampu menghemat energi.
  1. Mematikan lampu saat keluar ruangan.
  2. Mematikan televisi saat tidak digunakan.
  3. Mencetak kertas secara bolak-balik.
  4. Mematikan perangkat elektronik saat tidak digunakan.
  5. Menutup kulkas dengan rapat.
  6. Mematikan AC ketika tidak digunakan.
  7. Mengatur suhu AC 24 derajat.
  8. Menggunakan lampu hemat listrik/LED.

3. Mengelola Sampah

seseorang sedang memilah sampah
Pilah sampah yang bisa didaur ulang (Pixabay/Mostafa M.)

2 milyar ton per tahun adalah jumlah dari sampah yang dihasilkan dunia saat ini. Sebagian besar tidak didaur ulang yang berdampak pada kerusakan lingkungan. 

Apalagi timbunan sampah akan menyebabkan emisi karbon yang besar. Menurut World Health Organization (WHO), pada tahun 2050 diprediksi sampah dunia mencapai 3,4 milyar ton. 

Dengan jumlah sebanyak itu akan menghasilkan gas rumah kaca yang berbahaya dan sangat berkontribusi terhadap perubahan lingkungan. 

Menurut Bank Dunia, daur ulang sampah kering seperti plastik, kerta, logam dan kaca setara dengan 38% sampah kota. Sedangkan hanya 13,5% saja yang benar-benar didaur ulang secara global. 

Indonesia saja diperkirakan menghasilkan 85 ribu ton sampah setiap hari. Jumlah ini diprediksi akan meningkat pada tahun 2025 menjadi 150 ribu ton per hari. 

Mengutip dari DLH Banjarmasin, sebuah kantor pemerintah dalam satu tahun dapat menghabiskan sekitar 500 rim kertas untuk mencetak dokumen, mencatat memo, dan membungkus surat. 

Berdasarkan data dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), volume timbulan sampah di Indonesia pada tahun 2022 sebanyak 19,45 juta ton dengan komposisi seperti pada gambar.

data komposisi sampah KLHK 2022

Meskipun jumlah sampah kertas memiliki persentase terendah, bukan berarti kita harus abai akan permasalah ini. 

Asal kamu tau aja, kalau bahan baku pembuatan kertas adalah pohon. Jadi, kalau sampahnya saja sekitar 2,14 juta ton, tandanya sudah berapa banyak pohon yang ditebang. 

Apalagi jika produsen pembuat kertas tidak memperhatikan prinsip keberlanjutan. Persoalan deforestasi akan semakin membesar. 

Oleh karena itu, ada dua cara yang bisa kita lakukan. Pertama, membeli produk kertas dari produsen yang memperhatikan prinsip sustainability. Kedua, melakukan daur ulang sampah atau paper upcycling.

Membeli Produk Kertas yang Dihasilkan dengan Menerapkan Prinsip Sustainability

Kebutuhan kita terkait kertas memang besar, meskipun sekarang sudah jaman digitilasisasi. Akan tetapi masih ada beberapa sektor yang memerlukan kertas sebagai penunjang kerja mereka. 

Contohnya saja, sektor pendidikan. Melansir dari website UGM, untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa UGM saja harus mengorbankan 854 buah pohon/tahun. Coba kalikan dengan jumlah universitas yang ada di Indonesia, berapa banyak pohon yang harus ditebang. 

Namun, persoalan ini bisa kita hindari dengan membeli produk dari produsen kertas yang menerapkan prinsip sustainability seperti APRIL and Asia Symbol. APRIL bagian dari Perusahaan Royal Golden Eagle (RGE) yang telah berkomitmen untuk menjaga dan melestarikan lingkungan. 

Kalau kamu tidak percaya, silahkan tonton video berikut.

Emang boleh sepeduli lingkungan itu?

APRIL telah membuktikan bahwa, kesadaran menjaga lingkungan adalah hal paling penting diatas kepentingan bisnis. 

Proses yang dilakukan selama pembuatan kertas mempertimbangkan betul-betul baik-buruknya terhadap alam. APRIL telah menanam 200 juta bibit per tahun, agar memperoleh bibit yang berkualitas, APRIL memiliki tempat pembibitan yang terintegrasi Departemen Penelitian dan Pengembangan.

Serangkaian proses pembuatan kertas APRIL yang cukup ketat akan menghasilkan produk berkualitas dan paling penting dampak terhadap lingkungan berhasil ditekan.

Mendaur Ulang Sampah Kertas

produk hasil daur ulang kertas
Gambaran hasil daur ulang kertas

Langkah selanjutnya yang bisa kita lakukan adalah dengan mendaur ulang sampah kertas yang telah beredar di muka bumi. Terdapat 5 langkah untuk mendaur ulang sampah kertas, yaitu:

Pertama, Collection (Pengumpulan)

Pertama, kita harus mengumpulkan sampah kertas yang tersebar di berbagai titik akhir, seperti: tempat pembuangan sampah, tukang rongsok, rumah-rumah, atau bahkan di jalan.

Kedua, Sorting (Pemilahan Kertas)

Setelah sampah kertas dikumpulkan, proses pemilihan dilakukan. Hal ini bertujuan untuk mengelompokan kertas sesuai dengan kualitasnya.

Ketiga, Shredding and Pulping (Proses Membuat Bubur Kertas)

Langkah ketiga adalah membuat bubur kertas yang telah dikelompokan. Setelah kertas menjadi bubur, tambahkan senyawa hydrogen peroksida, natrium hidroksida, dan natrium silikat untuk memecah dan memisahkan serar-serat kertas.

Keempat, De-Inking (Menghilangkan Tinta)

Proses berikutnya adalah menghilangkan bekas tinta yang masih menempel. Hal ini bertujuan agar hasil kertas yang tercipta lebih clean.

Kelima, Drying (Pengeringan)

Proses yang terakhir adalah pengeringan. Pada tahapan ini, pulp akan melwati rol besar yang mengeluarkan kelebihan air. Selanjutnya akan melewati rol yang dipanaskan dengan uap hingga mencapai suhu 54 derajat celcius.

proses daur ulang kertas

4. Mengkonsumsi Produk yang Ramah Lingkungan

Mengkonsumsi itu artinya pemenuhan kebutuhan hidup kita sebagai manusia. Sehingga persoalan mengkonsumsi produk yang ramah lingkungan tidak hanya berpaku pada persoalan pangan saja, sandang dan papan jangan dilupakan. Lebih lanjutnya, mari kita bedah satu per satu.

Persoalan Sandang

pakaian yang ramah lingkungan
Ilustrasi pakain ramah lingkungan (Pixabay/Pexels)

Sandang atau pakaian adalah kebutuhan primer yang wajib dipenuhi lebih dulu oleh manusia. Namun pada jaman sekarang, pemenuhan kebutuhan tak terbatas hanya pakaian saja, melainkan sudah merambah ke dalam fesyen. 

Meskipun identik dengan pakaian, sebenarnya cakupan fesyen lebih luas, yaitu: perhiasan, gaya, dan pakaian. Tahukah kamu, kalau industri fesyen adalah industri yang “cukup kotor”. Data dari BBC mengatakan bahwa seluruh dunia menghasilkan 92 juta ton limbah tekstil. 

Angka ini setara dengan satu truk sampah penuh pakaian yang berakhir di tempat pembuangan sampah tiap detiknya. Disisi lain, hanya 12% bahan yang digunakan bisa didaur ulang. Kondisi ini tentunya akan menyumbang emisi karbon ke atmosfer. 

Ellen MacArthur Foundation mengatakan bahwa pada tahun 2017 industri tekstil menghasilkan emisi gas rumah kaca hingga 1,2 milliar ton per tahun. Oleh sebab itu, penerapan sustainable fashion digadang-gadang menjadi solusi dari permasalah ini.

Sustainable Fashion

Secara sederhana, sustainable fashion atau fesyen berkelanjutan adalah suatu Gerakan yang menuntut agar industri tekstil lebih mementingkan lingkungan serta masyarakat yang memproduksinya. Untuk menerapkan model fesyen berkelanjutan, kita harus memahami 3 pillarnya, yaitu:

1. Bahan Mentah

rayon viskosa
Kain rayon viskosa yang ramah lingkungan (Web/APR)

Serat alami memiliki dampak yang lebih baik terhadap serat sintetis. Salah satu contoh serat alami adalah rayon viskosa. Serat ini terbuat dari kayu selulosa dan tidak mengandung plastik sama sekali. Namun jangan terkecoh dengan kata “alami” yang ada. 

Memiliki dampak baik bagi lingkungan tidak hanya dibuktikan oleh labelling alami saja. Proses Hulu-Hilirnya harus betul-betul memperhatikan prinsip keberlanjutan. APR yang merupakan produsen dari rayon viskosa memperoleh serat alami dari hutan industri yang dikelola secara berkelanjutan.

Lokasi dari hutan industri tersebut berada di Pangkalan Kerinci, Riau. Pohon yang ditanam disana dipanen dalam waktu 5 tahun sekali. Sehingga tidak memanen secara brutal dan hanya mengejar keuntungan semata. Selain itu, proses penanaman juga dilakukan untuk menggantikan pohon yang telah dipanen. 

Transparansi juga dilakukan APR, guna membuktikan pada masyarakat dan konsumen bahwa APR memang berkomitmen. Bukan cuman jilat sana, jilat sini demi keuntungan. Selengkapnya kamu bisa mengaksesnya melalui followourfibre.com.

2. Proses Produksi

Umumnya proses produksi ini yang paling menghasilkan limbah dan emisi karbon. Sehingga jika kamu ingin menerapkan model fesyen berkelanjutan, kamu harus mengetahui proses produksinya. Apakah sesuai dengan prinsip keberlanjutan atau tidak. 

Di APR, proses produksi rayon viskosa bisa dikatakan sangat memperhatikan prinsip keberlanjutan. Proses pengelolaan emisi dan bahan kimia selama proses produksi menggunakan system control loop tertutup yang membantu memulihkan 90% bahan kimia yang digunakan selama proses produksi.

3. Masyarakat

Pillar terakhir dan terpenting adalah masyarakat. Segala proses produksi dari suatu industri pasti akan bermuara pada masyarakat. Sehingga jika sudah berkomitmen menerapkan prinsip berkelanjutan, masyarakat juga perlu diperhatikan. 

Masyarakat sekitar wilayah operasional APR mendapatkan dampak positif dari proses produksi yang dilakukan APR. Dari sisi kesehatan, masyarakat tidak perlu khawatir karena pengelolan APR terbilang bersih. Kemudian dari sisi ekonomi, APR bermitra dengan pengrajin batik lokal untuk membatik di kain rayon viskosa.

Persoalan Pangan

Pangan yang ramah lingkungan
Ilustrasi komposisi pangan yang ramah lingkungan (Pixabay/Silvia)

Persoalan pangan yang ramah lingkungan pasti akan mengacu pada pangan organic atau organic food. Peroleh sumber makanan secara organik akan berdampak besar pada lingkungan.

Contohnya pada sektor pertanian, pupuk kimia yang tidak digunakan akan berdampak pada kesuburan tanah dan kesehatan hasil panennya. Meskipun demikian penggunaan pupuk kimia secara terus menerus berpotensi menimbulkan degradasi lahan

Sebagai contoh, coba kamu berkunjung ke sawah setelah panen. Kamu pasti akan melihat tanah yang pecah-pecah seperti gambar pada bagian apa itu perubahan iklim

Kemudian hasil panennya juga berpotensi mengganggu kesehatan. Hal ini disebabkan oleh unsur pupuk kimia yang terserap oleh komoditas pertanian tersebut.

Persoalan Papan

Hunian ramah lingkungan
Ilustrasi hunian ramah lingkungan (Pixabay/H. Andrew)

Kamu pernah dengar eco-friendly? Ya! Eco-friendly adalah konsep hunian yang mengedapankan kelestarian lingkungan dengan mengurangi dampak kerusakan terhadap lingkungan. 

Dengan menerapkan konsep hunian seperti ini, tentunya akan membantu untuk mencegah perubahan iklim secara signifikan. 

Data dari Real Estate Indonesia (RE) mengatakan bahwa saat ini ada 45 juta rumah berdiri di Indonesia. Coba bayangkan, jika seluruh rumah tersebut menerapkan konsep hunian ramah lingkungan. Tentu peluang untuk mencegah terjadinya perubahan iklim semakin besar.

5. Mengurangi mobilisasi kendaraan berbahan bakar fosil

foto kendaraan listrik sedang mencharge baterai
Beralih ke kendaraan listrik yang ramah lingkungan (Pixabay/M. Murphy)

Aspek terakhir dalam penerapan konsep Sustainable Living datang dari sisi mobilitas manusia. Kamu masih ingat kan, kalau sektor transportasi memiliki kontribusi bagi perubahan iklim? 

Oleh karena itu, pengurangan mobilisasi dengan kendaraan berbahan bakar fosil akan sangat membantu dalam fase pencegahan perubahan iklim. 

Saat ini Indonesia Tengah memasuki fase transisi Energi, sehingga sektor transportasi umum sedang digalakkan, sehingga masyarakat mau beralih dan meminimalisir polusi udara yang telah terjadi di Jakarta. 

Tak hanya menggalakan transportasi umum, subsidi kendaraan listrik juga telah diberikan. Hal ini juga bertujuan agar masyarakat mau beralih ke kendaraan listrik yang jauh lebih ramah lingkungan. 

Hasil studi juga menunjukan bahwa menggunakan kendaraan listrik lebih hemat energi sebanyak 80% ketimbang kendaraan konvensional. 

Menurut PLN, dengan menggunakan kendaraan listrik masyarakat telah berkontribusi sebanyak 56% untuk mengurangi emisi karbon.

Saya harap kita bisa berkomitmen dengan kuat ya..

ilustrasi kita membangun komitmen yang kuat
Mari jaga dan lestarikan bumi

Mencegah perubahan iklim memang butuh daya upaya yang besar. Karena sekarang kita sedang melawan budaya buruk yang terpelihara dengan apik. 

Gerakan-gerakan pembaharuan yang dilakukan tentunya akan mendapatkan tentangan dari berbagai pihak. Alih-alih mendengarkan kritikan dari mulut yang tak ingin membantu serta melestarikan bumi. Lebih baik kita berfokus pada satu langkah kecil setiap hari. 

Saya yakin dan percaya, konsep sustainable living yang telah dibahas bisa diaplikasikan dengan penuh suka cita. Segala perubahan memang membutuhkan pengorbanan, dan perjuangan. Tapi kali ini, kamu tidak berjuang sendirian, apalagi berkorban. 

Ada saya, dan Royal Golden Eagle yang berjuang bersama kamu demi kehidupan yang lebih layak. Demi bumi yang lebih lestari, dan demi anak cucu kita nanti.

See you!