berswafoto di Maliogoro Bojonegoro
Photo via google maps by Rimaayu Sefta
Kalau Malioboro ada di dua tempat, kamu percaya?
Tahun 2022 merupakan tahun yang cukup bersejarah bagi warga Bojonegoro. Pasalnya di tahun tersebut telah rampung pengerjaan revitalisasi trotoar di Jl MH. Thamrin Bojonegoro.
Sekilas saja kamu melihat kondisi terbaru dari Jl. MH. Thamrin, kamu langsung tahu bahwa tempat ini memiliki kemiripan dengan tempat lain.
Yap, betul sekali, Malioboro di Yogyakarta. Karena kondisi inilah, banyak masyarakat yang menjuluki Jl MH. Thamrin sebagai Maliogoro (Malioboronya Bojonegoro). Kendati demikian, kondisi tersebut menuai perdebatan.

Alasan Penyebutan Malioboronya Bojonegoro Kurang Pantas

Perdebatan yang muncul dikalangan masyarakat pun bukan tanpa dasar. Tentunya ada sesuatu yang melatarbelakangi perbedaan pendapat tersebut.
Sehingga untuk mengetahuinya lebih dalam, Insanus Mlaku telah merangkum 2 alasan fundamental mengapa perdebatan itu muncul.

Sarat Akan Sejarah

Jl Malioboro di kota Yogyakarta sejatinya sarat akan Sejarah. Sehingga tak ada satupun jalan yang mampu menggantikan Malioboro dan Sejarahnya yang tersimpan rapi.

Meskipun seluruh tempat di Indonesia bisa dengan mudah didesain layaknya Malioboro di Yogya.

Jika merujuk pada kitab Ramayana, dalam kitab tersebut dijelaskan bahwa terdapat satu jalan yang berfungsi sebagai penyambutan raja serta para tamu.

Jalan tersebut Bernama Malyabhara yang dalam bahasa sansekerta memiliki arti, malya adalah bunga, dan bhara adalah mengenakan.

Karena mungkin saja penamaan tersebut masih memiliki keterkaitan dengan acara-acara Keraton yang dulu diadakan di Jalan Malioboro.

Selama acara tersebut berlangsung, sepanjang jalan Malioboro selalu dipenuhi dengan bunga-bunga. Oleh sebab itu, nilai Sejarah inilah yang tak bisa dijumpai di manapun, apalagi di Maliogoro.

Saksi Bisu Perjuangan Bangsa Indonesia

Malioboro juga menjadi saksi atas perjuangan kemerdekaan RI dari penjajah. Peristiwa tersebut kini umum dikenal sebagai Serangan Umum 1 Maret 1949.

Serangan tersebut dipimpin oleh Letkol Soeharto dan telah mendapatkan izin dari Sri Sultan Hamengkubuwono IX yang kala itu menjabat sebagai kepala Daerah Istimewa Yogyakarta.

Guna mengenang peristiwa tersebut, dibanugnlah monumen serangan umum 1 Maret 1949 yang terletak di sekitar area museum Benteng Vredeburg.

Atas dasar itulah, Jl MH Thamrin kurang cocok jika disebut dengan Malioboronya Bojonegoro. Karena sebetulnya, kawasan yang kini disebut sebagai malioboronya bojonegoro adalah tanggul yang diberikan sedikit polesan.

Wisata Maligoro Bojonegoro

Kendati memiliki perdebatan yang muncul di kalangan masyarakat, tak bisa dipungkiri bahwa revitalisasi yang terjadi di Jl MH Thamrin memiliki manfaat lainnya.

Salah satu manfaat yang dirasakan masyarakat langsung adalah memunculkan titik perekonomian baru di Bojonegoro.

Karena memiliki arsitektur yang mirip dengan Malioboro di Jogja, sudah tak heran jika Maligoro pun menjadi destinasi wisata baru di Bojonegoro selain Geopark yang sudah terkenal.

Lalu apa sajakah yang bisa kamu lakukan di Maliogoro? Berikut ulasannya!

Wisata Kuliner

Kamu bisa menikmati berbagai macam kuliner khas Bojonegoro di Jl MH Thamrin. Beberapa kuliner yang bisa kamu nikmati adalah ledre, sego buwuhan, wedang tape, dan masih banyak yang lainnya.

Salah satu makanan khas bojonegoro yang wajib diicipi adalah ledre.

Pasalnya ledre sudah termasuk dalam Warisan Budaya Tak Benda (WBTB), penetapan tersebut dilakukan oleh Kemendikbud Ristek pada tahun 2021.

Ledre memiliki bahan utama berupa pisang raja yang dicampur dengan tepung beras, santan, gula pasir, telur dan minyak kacang.

Kemudian adonan ledre tersebut digulung hingga menyerupai semprong sepanjang kurang lebih 20 sentimeter. Ledre memiliki cita rasa yang cenderung manis, renyah, dan aroma khas pisang.

Sehingga kuliner cocok disantap dengan teh panas ataupun kopi.

Selain ledre, sego buwuhan juga menarik untuk dicoba. Sego buwuhan merupakan kuliner “Wong Ndesoí” Bojonegoro yang pernah mendapatkan rekor Muri pada tahun 2019.

Isi sego buwuhan adalah nasi putih, mie, sayur Nangka muda, momok tempe, dan sate daging yang dihidangkan dengan daun jati. Sehingga memiliki citarasa yang cukup unik untuk dinikmati.

Makanan khas ini cocok untuk mengisi kembali energi kamu yang telah habis selama perjalanan menuju maliogoro.

Berburu Spot Foto Instagramable

Selain bisa menikmati makanan khas bojonegoro, Kamu juga disuguhkan dengan berbagai spot foto yang instagramable.

Banyak wisatawan yang sengaja mengunjungi Maliogoro hanya untuk berswafoto ria mengabadikan momen bersama keluarga.

Setelah lelah berburu spot foto yang instagramable abis, jangan lupa untuk mengunggahnya ke sosial media.

Sehingga nantinya kamu turut berkontribusi dalam pengembangan wisata di Bojonegoro. Lambat laun pun perekonomian warga bojonegoro akan terbantu.

Kapan Mau Berkunjung ke Maliogoro?

Kapan mau berkunjung ke maliogoro bojonegoro?

Meskipun dinilai menjiplak Malioboro Jogja, namun dengan adanya “Maliogoro” perekonomian warga bisa sedikit terbantu.

Jadi, kalau kamu cukup penasaran dengan kemiripan Jl. MH Thamrin, maka sebaiknya kamu cepet-cepet mengunjunginya.

Dengan begitu kamu bisa menilai sendiri seberapa besar kemiripannya dengan Maliboro Jogja. Jangan lupa juga untuk mencicipi makanan khas bojonegoro yang siap membuat lidahmu berdansa kegirangan.

See You!