ilustrasi orang kena asma

Saat ini, mendaki gunung bukan hanya sekedar hobi, tapi sudah menjadi gaya hidup. Banyak orang yang ingin sekali mendaki. Tapi, masih terkendala oleh banyak hal.

Misalnya saja dengan para pelajar yang memiliki kendala di biaya, namun hal ini masih bisa diatasi dengan cara menabung yang rajin dan juga konsisten.

Sering kali saya mendapatkan pertanyaan oleh teman-teman, seperti:

lif, gua pengen dah naik gunung. Tapi kan, gua punya asma. Emang boleh?
lif, emang bener ya orang yang punya penyakit asma gak bisa naik gunung?

Kata siapa sih orang yang punya penyakit asma itu gak bisa naik gunung. Banyak kok, diluar sana orang yang memiliki keterbatasan lebih dari penyakit asma juga bisa mendaki gunung. Bahkan, tak sedikit yang berhasil sampai puncak.

Yang sering jadi masalah adalah ketika kamu memiliki penyakit khusus, tapi enggan memberitahukannya. Alhasil, rekan pendakian kamu tak mempersiapkan kemungkinan terburuk dengan baik. Penyababnya, minimnya informasi yang diterima.

Asal kamu tau aja! Asma adalah penyakit kronis yang dipicu oleh kelainan patologis genetis, sifat alergi yang menyebabkan asma akan selalu menetap. Oleh karena itu, penderita asma tidak bisa terbebas 100% dari penyakitnya.

Akan tetapi, gejala asma bisa dikendalikan, jika gejala-gejala asma sudah bisa dikendalikan maka penderitanya mampu untuk beraktivitas seperti biasanya.

Sekilas tentang penyakit asma

Penyakit asma merupakan penyakit kronis yang menyerang saluran pernapasan. Biasanya orang yang terjangkit penyakit asma akan mudah sesak. Hal ini dikarenakan saluran pernapasan terhalang oleh produksi dahak yang meningkat. 

Sehingga para pengidap asma memiliki alergi tertentu yang bersangkutan dengan saluran pernapasan. Penyakit asma ini bisa menyerang siapa saja tanpa pandang bulu, entah tua atau muda sama saja.

Penyakit asma bisa dipicu oleh asap rokok, debu, bulu hewan, hawa dingin, infeksi virus dan paparan zat kimia. Para pengidap asma mampu menjalani proses pengobatan yang disesuaikan dengan kondisi para pengidap/pasien

Pengobatan ini ditujukan untuk mencegah kambuhnya asma, sekaligus mengurangi pembengkakan serta penyempitan pada saluran pernapasan.

Meskipun demikian, kamu tetap memiliki kesempatan yang sama untuk menjelajah gunung yang ada di Indonesia. Beberapa tips mendaki untuk kamu yang mempunyai penyakit asma berikut ini, diharapkan mampu menjadi penyemangat untuk kamu.

1. Niat

ilustrasi orang yang sedang memantapkan niat

Banyak riwayat tentang islam yang menjelaskan bahwa segala sesuatu itu tergantung dari niat. Jika baik niat seseorang maka kegiatan yang dilakukan akan dihitung pahala, begitu sebaliknya.

Sama halnya mendaki gunung, kamu yang memiliki penyakit asma harus memiliki niat yang lebih untuk mendaki. Kalau bisa, melebihi orang normal. Niat dibutuhkan untuk menghasilkan tekad yang pantang menyerah.

Kalau niat kita sudah bulat, maka insha Allah akan dimudahkan jalan kita untuk mendaki gunung.

2. Olahraga

ilustrasi olahraga jogging

Setelah kamy mempunyai niat yang kuat, langkah selanjutnya adalah berusaha. Disini kamu harus berusaha mempersiapkan segala sesuatunya sebelum mendaki gunung, terkhusus dari kekuatan fisik. Tapi ingat, jangan terlalu diforsir.

Banyak kok olahraga yang ringan. Tapi jangan disepelakan. Sebab, olahraga yang ringan tersebut jika dilakukan secara rutin maka hasilnya akan menakjubkan.

Seperti: jogging, naik-turun tangga, jinjit, atau yang lainnya. Jangan terlalu diforsir ya. Ingat peribahasa orang jawa “alon-alon asal kelakon” artinya pelan-pelan yang penting tercapai.

3. Kenali Diri Sendiri

ilustrasi orang sedang bercermin

Diatas sudah sedikit saya singgung, soal alarm tubuh atau gejala-gejala sebelum asma menyerang. Sebelum kamu mendaki gunung, kenali dirimu terlebih dahulu.

Alarm tubuh apa saja yang mengindikasikan bahwa kamu akan terserang asma atau yang menyebabkan kondisi tubuhmu menjadi drop.

Setelah kamu tau, cobalah untuk mengatasinya sendiri. Misal, gejala A sudah mulai dirasakan, maka terapkanlah langkah-langkah untuk meredam atau menghilangkan gejala A tersebut.

4. Bawa Obat-obatan Khusus

ilustrasi obat-obatan

Membawa obat-obatan yang sering kamu konsumsi juga akan membantu. Selain obat yang biasa dikonsumsi, membawa alat bantu pernafasan juga sangat penting.

Jika obat yang kamu konsumsi itu memiliki reaksi yang lama, maka alat bantu pernafasan ini akan sedikit membantu.

Namun, jika obat yang kamu konsumsi memiliki efek samping, segeralah berbicara dengan rekan pendakianmu. Misalnya, obat yang dikomsumsi memiliki efek samping kantuk. 

Ketika kamu sudah berbicara dengan rekan pendakianmu. Maka, mereka mampu mengambil tindakan yang tidak membahayakan dirimu, bahkan anggota tim pendakian.

5. Jangan Lupa Memberitau Tentang Penyakit yang Kamu Derita

ilustrasi orang sedang mengobrol

Yang terakhir adalah, jangan lupa untuk memberitau rekan pendakian tentang penyakit kamu. Dari beberapa kasus yang ada, anggota tim kurang terbuka dengan kondisi dirinya sendiri. Sehingga, ketika terjadi kondisi terburuk. Sangat sulit diatasi.

Sebagian besar alasannya karena takut. Takut tidak diperbolehkan ikut mendaki, atau memiliki alasan tertentu lainnya.

Jika kamu sebelumnya memberitahu tentang penyakit yang sedang diderita, maka rekan pendakianmu pasti menyiapkan beberapa peralatan yang bisa membantu jika penyakitmu ini kambuh.

Yang paling penting dalam setiap pendakian adalah seberapa besar kamu bisa mengontrol ego


Jika keterbukaan terjalin sebelum pendakian, kemungkinan terburuk bisa diminimalisir dengan maksimal. Hal ini sangat penting dilakukan demi kesalamatan regu/kelompok pendakian. 

Maka jangan takut lagi untuk mendaki gunung, baik kalian yang sehat atau memiliki penyakit khusus seperti asma.

Jadi bagaimana? masih mau mengeluh karena penyakit asma? kamu tidak akan tau rasanya, jika tak pernah mencoba. Mari mendaki bersama Insanus Mlaku!

See you!